Menag Nasaruddin Ungkap Pesan Khusus Gus Dur tentang Kondisi Perekonomian Indonesia
Selasa, 4 Februari 2025 | 18:00 WIB
Menag Nasaruddin Umar saat menyampaikan pidato sambutan dalam acara Sarasehan Ulama bertajuk Asta Cita dalam Perspektif Ulama Nahdlatul Ulama, di Hotel Sultan, Jakarta, pada Selasa (4/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Menteri Agama (Menag) Prof Nasaruddin Umar mengungkapkan pesan khusus yang disampaikan Presiden Ke-4 RI sekaligus Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1984-1999 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang kondisi perekonomian di Indonesia.
Pesan Gus Dur itu diungkap Menag Nasaruddin pada Sarasehan Ulama bertajuk Asta Cita dalam Perspektif Ulama Nahdlatul Ulama sebagai bagian dari rangkaian peringatan Harlah Ke-102 NU, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/2/2025).
Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengatakan bahwa pesan khusus ini disampaikan Gus Dur menjelang wafat. Menag Nasaruddin mengingat bahwa Gus Dur berbicara dengannya secara terbata-bata dan catatannya juga masih disimpan.
"Apa Gus?" tanya Menag Nasaruddin kepada Gus Dur.
"Suatu saat nanti perlu mencermati pertumbuhan ekonomi di negeri ini tidak berbanding lurus dengan mayoritas penganutnya," kata Gus Dur, disampaikan ulang oleh Menag Nasaruddin.
Saat mendengar pesan itu, ia tidak langsung mengerti maksud yang disampaikan Gus Dur. Ia lantas menanyakan maksudnya kepada Gus Dur.
"Maksudnya apa Gus?" tanya Menag Nasaruddin kepada Gus Dur.
Sebelum mengungkap pesan Gus Dur, Menag Nasaruddin mengajak para peserta acara sarasehan itu untuk mencermati dan menyiapkan solusi atas kondisi perekonomian di Indonesia.
"Nah ini perlu dicermati dan hati-hati, jangan sampai nanti pasti terjadi harus disiapkan solusinya," kata Menag Nasaruddin.
"Perekonomian nanti akan dikuasai oleh kelompok minoritas agama, sementara mayoritas agama ini nanti akan jadi penonton. Jadi ini harus dicarikan solusinya dan tidak pernah mendengarkan kata-kata setelah itu, Gus Dur Innalillah wa inna ilaihi raji'un," lanjut Menag menyampaikan pesan khusus Gus Dur itu.
Lebih lanjut, Menag Nasaruddin mengungkapkan bahwa NU merupakan sebuah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan yang telah mencatat sejarah sangat panjang, melalui perjuangan yang dilakukan para pendiri sekaligus pejuang kemerdekaan.
"Bahkan kalau kita mau membedah, Pak Ketum (KH Yahya Cholil Staquf) kuburan yang berada di atas taman makam pahlawan itu jangan-jangan di atas 50 persen adalah warga Nahdliyin, tapi berapa persentase Nahdliyin yang eksis di permukaan?" ujar Menag Nasaruddin kepada Gus Yahya.
Selain itu, Menag Nasaruddin juga mengisyaratkan bahwa kader ulama di masa yang akan datang tidak hanya merujuk kepada definisi kebenaran yang selama ini telah ada, tapi harus diperkaya dengan pola-pola baru yang juga berkembang di dalam masyarakat.
"Jika tidak, maka kekecewaan akan membayangi kita. Contoh kekecewaan itu adalah kita kadang-kadang berhadapan dengan suatu kenyataan sebetulnya tidak valid secara intelektual, tidak terlalu kokoh secara legal formal keagamaan, tapi kok itu menang, tapi kok itu eksis di dalam masyarakat," katanya.
Menurut Menag Nasaruddin, menjadi ulama dalam masyarakat modern itu sangat tidak mudah atau sesederhana menjadi ulama pada masa-masa yang lampau. Sebab kecenderungan atau pilihan seseorang untuk memilih sesuatu tidak hanya berdasarkan Al-Qur'an dan hadits.
"Diperlukan kearifan-kearifan lain, kearifan lokal terutama, kearifan universal juga bagian yang tidak terpisahkan untuk kita pahami dan dengan demikian itulah yang menjadi rujukan ulama yang eksis di masa depan," terangnya.
Terpopuler
1
Ketua PBNU Gus Ulil Resmikan Kampung Bakti NU Kalimanggis di Jatisampurna Bekasi
2
Resmi Dimulai, PBNU Luncurkan Digdaya Persuratan untuk Tingkat PCNU
3
Tadarus Al-Qur'an dan Sedekah, Amalan Orang Saleh di Bulan Syaban
4
Pola Pengasuhan ala Gus Dur-Nyai Sinta: Suami Istri Saling Menghargai, Orang Tua Hindari Memerintah Anak
5
Doa-Doa yang Dianjurkan di Bulan Syaban
6
Bagaimana Cara Membangun Keluarga Maslahat? Ini Fondasi, Pilar, dan Atapnya
Terkini
Lihat Semua