Jakarta, NU Online
Malam ini, puncak peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-9 Nahdlatul Ulama (NU) digelar di halaman Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (31/1).
Pada Harlah tahun ini, berbagai macam kegiatan diselenggarakan untuk meramaikannya: Pameran naskah kuno Islam Nusantara dan Keris, Ngaji Sejarah dan Sinema, Penghargaan 9 Tokoh Pegiat Budaya, Pengumuman Pemenang Kompetisi Film Pendek Hari Santri, Pidato Kebudayaan, Pembacaan Puisi, Tausiyah, dan Pertunjukan Seni.
Menurut Ketua Panitia Masduki Baidlowi, kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan pada Harlah tahun ini sengaja dikemas dalam suatu prosesi yang benuansa budaya. Hal tersebut karena ingin menggiatkan anak muda, terutama yang terkait dengan identitas kebangsaan secara historis.
Itulah sebabnya, lanjut Masduki, pada Harlah tahun ini mengambil tema “Budaya sebagai Infrastruktur Penguatan Paham Keagaman”.
Tema tersebut juga diambil untuk menguatkan kembali tekad NU agar strategi dalam mengembangkan paham keagamaan di Indonesia itu berlandaskan budaya-budaya lokal. “Dan itu menjadi komitmen kami,” tegas Masduki.
Karena menurutnya, kondisi terakhir nuansa kegamaan di Indonesia terutama dikalangan muslim cenderung mengabaikan kearifan lokal, menyalahkan orang lain, dan membenarkan dirinya sendiri.
Oleh karena itu, ke depan diharapkan strategi-strategi dakwah tidak dengan menggunakan cara-cara yang tidak gampang menyalahkan orang, melainkan supaya mengedepankan budaya-budaya lokal, wisdom lokal, sebagai sebuah basis pengembangan-pengembangan keagamaan. (Husni Sahal/Fathoni)