Nasional

Munas dan Konbes NU 2025, Gus Yahya Sebut Agenda NU Masuk Fase Gaspol

Rabu, 5 Februari 2025 | 14:30 WIB

Munas dan Konbes NU 2025, Gus Yahya Sebut Agenda NU Masuk Fase Gaspol

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat memberikan sambutan pada pembukaan Munas Alim Ulama dan Konbes NU di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, pada Rabu (5/2/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengaku telah siap untuk melanjutkan agenda konsolidasi yang sebelumnya telah dirancang dari tahapan pertama hingga keempat. Saat ini, katanya, telah masuk fase keempat yaitu melanjutkan agenda.


Hal itu disampaikan Gus Yahya saat memberikan sambutan pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar (Konbes) NU di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, pada Rabu (5/2/2025).


"Semua telah berhasil telah kita laksanakan dengan baik dan sambil meneruskan berbagai macam agenda yang memang sudah berjalan dengan baik, maka saat ini kita masuk fase keempat yaitu fase gaspol untuk melaksanakan agenda-agenda Nahdlatul Ulama," katanya disambut tepuk tangan para peserta.


Lebih lanjut, Gus Yahya menerangkan bahwa fase agenda konsolidasi ini telah dijalankan tanpa henti dengan mengerahkan segala daya kekuatan sejak awal kepengurusan.


"Kita ini mulai dari fase konseptualisasi design-design yang hendak kita kembangkan, fase kampanye untuk membangkitkan semangat baru untuk membangkitkan moral seluruh jajaran kader dan warga Nahdlatul Ulama yang," jelasnya.


Tak hanya itu, Gus Yahya mengungkapkan bahwa dirinya bersama jajarannya telah melaksanakan kegiatan secara besar-besaran melalui rangkaian peringatan Harlah 1 Abad NU dan disusul dengan konsolidasi pelaksanaan dari berbagai design yang dibuat untuk menemukan model strategi implementasinya.


"Alhamdulillah ini bertepatan dengan pemerintahan baru di bawah Presiden Pravowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan kita tidak menunggu terlalu lama untuk segera berkonsolidasi juga segera bergabung di dalam kerangka kerja dari pemerintahan baru ini dengan visi yang telah ditetapkan yang disebut dengan asta cita itu," jelasnya.


Bahkan, dalam acara pembukaan Munas-Konbes itu, Gus Yahya melakukan penandatangan nota kesepahaman sebagai upaya untuk menjalankan agenda-agenda NU kedepannya.


"Dan alhamdulillah kita telah memiliki disamping kesepakatan-kesepakatan kerjasama yang lama yang masih berlangsung hingga sekarang tanpa jeda juga kesepakatan baru kita tanda tangani nota-nota kesepahaman-kesepahaman yang baru," katanya.


Usai sambutan, Ketum PBNU langsung menandatangani nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan tiga menteri dan tiga lembaga tinggi negara.


Pertama, Gus Yahya menandatangani soal Hak Asasi Manusia (HAM) bersama Wakil Menteri HAM Mugianto.


Kedua, Gus Yahya menandatangani MoU soal pekerja bersama Menteri P2MI, Abdul Kardi Kardinh.


Ketiga, penandatanganan MoU soal ketahanan negara yaitu antara Gus Yahya dengan Gubernur Lemhannas, Tb Ace Hasan Syadzili


Keempat, penandatanganan MoU soal pangan antara Gus Yahya dengan Dirut Perun Bulog Wahyu Suprayono.


Kelima, penandatanganan MoU soal Program Makan Bergizi Gratis (MBG) antara Gus Yahya dengan Kepada BGN Dadan Hindayana.


Keenam, penandatanganan MoU soal pengembangan perempuan anak antara Gus Yahya dengan Menteri PPPA, Arifatul Choiri Fauzi.

 

Gus Yahya memperkenalkan Imam Yahya Sergio Yahe Pallavicini dari Roma, Italia. Selain Imam Yahya, tamu internasional lainnya yang hadir adalah Charles Holland Taylor yang kini memiliki nama Indonesia Haji Muhammad Kholil dari Amerika Serikat serta Prof Greg Barton dari Australia.


Selain para tokoh internasional, sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih juga menghadiri pembukaan Munas dan Konbes NU 2025 yang sedianya menjadi bagian dari rangkaian Harlah ke-102 NU. Menteri yang hadir antara lain Menteri P2MI Abdul Kadir Karding, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Choiri Fauzi, Gubernur Lemhannas RI TB Ace Hasan Syadzily, Wakil Menteri HAM Mugiyanto, dan Direktur SDM Bulog Sudarsono Hardjosoekarto, serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

 

Adapun materi-materi dalam Munas Alim Ulama NU 2025 sebagai berikut:


Komisi Bahtsul Masail Waqi'iyah

1. Pelibatan Diri Dalam Konflik Negara Lain
2. Perdagangan Karbon
3. Konsep Uang Kerta Dalam Kewajiban Zakat (kategori: I’adatun Nadhar)
4. I’adatun Nadhar Hasil Munas 2023 tentang Penyembelihan Dam
5. Perniagaan Aset di Atas Tanah Wakaf


Komisi Bahtsul Masail Maudhu'iyah

1. Fikih Filantropi
2. Murur di Muzdalifah dan Mina tanpa Mabit
3. Problematika Pajak dalam Islam
4. Hak dan Kewajiban Muslim di Negara Non-Muslim
5. Kontrak Sosial Politik Pemimpin dan Rakyat


Komisi Bahtsul Masail Qonuniyah

1. Larangan Menggunakan Media Sosial Bagi Anak di Bawah Umur
2. Regulasi Jual Beli Minuman Beralkohol
3. Pencatatan Pernikahan oleh Dukcapil bagi Perkawinan yang Tidak Tercatat di KUA