Munas MUI 2025 Akan Bahas Disrupsi Digital, Ekonomi Syariah, dan Isu Global Palestina
NU Online · Selasa, 18 November 2025 | 17:45 WIB
Konferensi pers menjelang Munas XI MUI, di Kantor MUI Pusat, pada Selasa (18/11/2025). (Foto: NU Online/Suci)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) XI di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, pada 20-23 November 2025. Selain pembahasan isu strategis keumatan, Munas juga akan menjadi momentum untuk pemilihan Ketua Umum MUI periode selanjutnya.
Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi mengatakan, salah satu isu utama Munas XI MUI adalah tantangan disrupsi sistem informasi digital yang berdampak pada peran ulama.
"Bagaimana agar peran ulama itu tidak terdisrupsi oleh sistem digital informasi? Itu menjadi isu pokok,” ujar Masduki usai konferensi pers di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (18/11/2025).
Masduki menambahkan, penguatan ekonomi syariah dan industri halal juga menjadi agenda penting dalam pembahasan Munas MUI 2025.
Peran ulama tidak boleh tergantikan mesin
Ketua MUI Bidang Dakwah Cholil Nafis menegaskan pentingnya menjaga peran ulama sebagai pembimbing moral umat di tengah pesatnya perkembangan teknologi.
"Ulama harus tetap memberi panduan moral dan keagamaan, tidak tergantikan oleh mesin. Teknologi kita jadikan alat, bukan menggantikan manusia,” ujarnya.
Pembahasan fatwa dan isu keumatan
Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH Abdullah Jaidi menyebut bahwa Munas MUI 2025 akan membahas berbagai fatwa terkait kebutuhan strategis umat dan negara, termasuk pajak berkeadilan dan istitha’ah ibadah haji.
"Fatwa dibutuhkan agar pelaksanaan haji tidak membebani pemerintah dan umat. Itu yang akan dibahas insyaallah,” katanya.
Neo-imperialisme digital dan Palestina
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan bahwa Munas MUI 2025 akan memperkuat posisi Indonesia dalam perjuangan global membela Palestina dan melawan bentuk baru imperialisme, termasuk dalam sektor digital dan AI.
"Digital itu sudah menjadi pintu masuk imperialisme. Munas menjadi momentum kebangkitan umat Islam untuk membebaskan diri dari neo-imperialisme,” tegasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua