Nasional

Niat Shalat Tarawih Berjamaah dan Sendirian Disertai Arab, Latin, dan Artinya

Rabu, 22 Maret 2023 | 15:00 WIB

Niat Shalat Tarawih Berjamaah dan Sendirian Disertai Arab, Latin, dan Artinya

Shalat tarawih dilaksanakan malam hari selepas shalat Isya dan sebelum witir di bulan Ramadhan. Bisa berjamaah dan sendirian. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Ramadhan 1444 H tak lama lagi akan tiba. Hal tersebut menunggu keputusan sidang isbat dari pemerintah melalui Kementerian Agama yang akan disampaikan pada Rabu (22/3/2023) malam.


Jika awal Ramadhan ditetapkan terjadi pada Kamis (23/3/2023), maka mulai Rabu (22/3/2023), umat Islam Indonesia sudah dianjurkan untuk melaksanakan shalat tarawih.


Shalat tarawih ini dilaksanakan pada malam hari selepas shalat Isya dan sebelum shalat witir. Shalat sunnah ini khusus hanya ada pada bulan Ramadhan.


Shalat sunnah ini dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Meskipun demikian, shalat tarawih juga boleh dilaksanakan secara sendirian.


Adapun jumlah rakaat shalat tarawih sebagaimana pendapat mayoritas mazhab Syafi’i adalah sebanyak 20 rakaat dengan sepuluh kali salam. Artinya sekali shalat dilakukan dengan dua rakaat sebagaimana dilansir NU Online.

 

Hal itu berdasarkan hadits Rasulullah saw riwayat al-Baihaqi melalui jalur Ibnu Abbas, yaitu:


 أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي غَيْرِ جَمَاعَةٍ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَالْوِتْرَ 


Artinya, “Sungguh Nabi Muhammad saw melakukan shalat di bulan Ramadhan tanpa berjamaah sebanyak dua puluh rakaat dan (ditambah) shalat witir.”


Niat shalat tarawih

Adapun lafal niat shalat tarawih yang dibaca ketika menjadi imam, ma’mum, ataupun shalat sendirian adalah sebagai berikut sebagaimana dilansir dari NU Online.


1. Lafal niat shalat tarawih selaku imam

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا ِللهِ تَعَالَى 


Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an imāman lillāhi ta‘ālā. 


Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai imam karena Allah SWT.”


2. Lafal niat shalat tarawih selaku ma’mum

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى 


Ushalli sunnatat Tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an ma’mūman lillāhi ta‘ālā. 


Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah Tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai sebagai makmum karena Allah SWT.”


3. Lafal niat shalat tarawih sendirian

 اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلهِ تَعَالَى  


Ushalli sunnatat tarāwīhi rak‘atayni mustaqbilal qiblati adā’an lillāhi ta‘ālā.


Artinya, “Aku menyengaja sembahyang sunnah tarawih dua rakaat dengan menghadap kiblat, tunai karena Allah swt.” 


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad