Nasional FORUM R20

Pendeta Amerika, Thomas Johnson Sebut Indonesia Miliki Toleransi Tinggi

Kamis, 3 November 2022 | 13:53 WIB

Pendeta Amerika, Thomas Johnson Sebut Indonesia Miliki Toleransi Tinggi

Penasihat Senior Komisi Teologi dari World Evangelical Alliance, Pdt Thomas K Johnson saat konferensi pers pada Forum R20 di Grand Hyatt, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (02/11/2022). (Foto: NU Online/Suwitno)

Nusa Dua, NU Online 
Penasihat Senior Komisi Teologi dari World Evangelical Alliance, Pdt Thomas K Johnson menyebut Indonesia sebagai negara dengan tingkat toleransi yang tinggi. Karena meski memiliki banyak keragaman, namun dalam kenyataannya tetap bisa menjaga kerukunan dan saling bekerja sama.


“Di Indonesia, saya melihat agama yang beragam, bisa saling rukun dan bekerja sama,” kata dia dalam konferensi pers G20 Forum Religion of Twenty (R20), Selasa (02/11/2022). 


Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, Thomas melihat Indonesia layak menjadi contoh. Karena tidak mengadopsi ideologi ekstremis yang cenderung ingin menjadikan warga bangsa berada dalam kepercayaan yang satu. 


“Jika diketahui ideologi ekstremis seperti isi dan Al-Qaeda, visi mereka adalah menjadikan satu agama. Mereka memaksakan agama melalui jalur ekstrimisme. Di Indonesia, saya melihat arah yang berbeda,” jelas pendeta asal Amerika Serikat itu.


Indonesia yang terdiri dari beragam suku, budaya, dan agama, lanjut Thomas, mengedepankan nilai toleransi untuk bisa hidup berdampingan dengan rukun di bawah payung kebhinekaan Indonesia.


Berbicara mengenai kelompok ekstremis, Thomas mengatakan bahwa tak hanya di dunia islam, kasus pemaksaan agama masih dijumpai di beberapa institusi Kristen.


“Tidak hanya terjadi di dunia Islam, tapi juga dunia Kristen. Ada visi bahwa untuk membuat satu agama saja. Dan visi ini bagi agama Kristen tidak 100 persen hilang,” ujar penulis buku Humanitarian Islam, Evangelical Christianity, and the Clash of Civilizations itu.


Menurutnya, proses konversi agama sejatinya hal yang wajar. Namun, akan menjadi keterlaluan jika proses tersebut dibumbui unsur paksaan dan ancaman. 


“Menarik seseorang untuk memeluk agama tertentu itu bukan aneh. Namun, jangan dengan kekerasan, menggunakan gerakan ekstrimisme,” tuturnya.


Untuk diketahui, Forum R20 merupakan inisiasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bekerja sama dengan organisasi Islam Internasional yang berbasis di Arab Saudi, Liga Muslim Dunia atau Muslim World League (MWL). 


Kegiatan ini digelar selama dua hari sejak Rabu hingga Kamis (02-03/11/2022) berlokasi di Grand Hyatt, Nusa Dua, Badung, Bali. Total negara yang terkonfirmasi hadir pada perhelatan R20 sebanyak 32 negara. Sebanyak 338 partisipan terkonfirmasi hadir, 124 berasal dari luar negeri. Forum tersebut menghadirkan 45 pembicara dari lima benua. 

 

Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Syaifullah Ibnu Nawawi