Suasana Seminar dan Gerakan Teacherpreneur di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (8/12) lalu. (Foto: NU Online/Rahman)
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) terus melakukan terobosan untuk meningkatkan dan menguatkan kapasitas guru di sekolah dan madrasah. Sebagai Badan Otonom yang berada di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pergunu diminta terus melakukan upaya-upaya perbaikan cara mendidik siswa agar bisa mencetak generasi yang berkualitas.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pergunu, KH Asep Saifuddin Chalim menuturkan, maju-mundurnya suatu negara sangat ditentukan oleh pendidikan. Untuk itu, guru harus terus belajar dan belajar guna meningkatkan keterampilannya agar menghasilkan anak didik yang qualified.
"Majunya Indonesia tergantung pendidikan yang tertuang dalam empat pilar Pergunu. Yaitu Pergunu harus mampu melahirkan ulama besar, melahirkan pemimpin dunia bangsa yang menegakkan keadilan, melahirkan konglomerat yang luman (dermawan) untuk mewujudkan kesejahteraan. Dan melahirkan para profesional yang berkualitas dan bertanggung jawab," kata Kiai Asep melalui pesan singkatnya kepada NU Online, Jumat (13/12).
Untuk memperkuat itu semua, lanjutnya, Pergunu telah menggelar Seminar Nasional dan Gerakan Teacherpreneur di Semarang, Jawa Tengah, Ahad (8/12).
Dalam acara tersebut, Pergunu mengundang Kasubdit Ma’had Aly Direktorat Pontren dan Diniyah Kementerian Agama RI, Aceng Abdul Aziz, Pegiat Teacherpreneur Pergunu, Heri Kuswara, dan Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Muzammil.
“Mengingat kemajuan zaman yang kian cepat, maka Pergunu harus bisa memberikan terobosan-terobosan, agar mampu bersaing dan siap melahirkan generasi yang siap menghadapi tantangan zaman," ujarnya menegaskan.
Kemudian, hal yang tak boleh ditinggalkan oleh seorang guru adalah membekali peserta didik dengan akhlakul karimah karena dengan akhlak murid dapat memuliakan sesama manusia apalagi kepada yang sepuh.
Di tempat yang sama, Ketua PWNU Jawa Tengah KH Muzammil menegaskan, guru NU harus mengacu ke fikrah Aswaja An-Nahdliyah. Sebab Aswaja An-Nahdliyah memiliki sanad keilmuan tersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Karena itulah guru NU dituntut memiliki spiritualitas yang tinggi dan akhlak yang mulia.
"Tak lupa, guru NU mengedepankan kasih sayang dalam mendidik murid, selalu mendoakan mereka serta terus membudayakan literasi di lingkungan sekolah dan madrasah," katanya.
Mencermati dinamika yang berkembang dalam dunia pendidikan di Indonesia, KH Muzammil menyarankan agar kurikulum pendidikan Indonesia mengadopsi nilai-nilai luhur dan kearifan lokal di wilayah masing-masing.
Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Aryudi AR
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua