Pertumbuhan Pesantren Perlu Dukungan agar Terus Jadi Penopang Pendidikan Bangsa
NU Online · Jumat, 17 Oktober 2025 | 11:00 WIB
Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (17/10/2025) (Foto: NU Online/Fathur)
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) Iman Zanatul Haeri menilai sejumlah pesantren sudah mulai bertumbuh dengan inovasi, di antaranya mengembangkan kewirausahaan, pertanian terpadu, atau pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. Langkah-langkah seperti ini perlu mendapat dukungan dari negara.
“Pesantren yang berinovasi harus kita dukung. Dukungan kebijakan dan pembiayaan sangat penting agar pesantren semakin berdaya tanpa kehilangan akar tradisinya,” tutur Iman dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (16/10/2025).
Iman mendorong agar metode pembelajaran di pesantren tidak berhenti pada hafalan, tetapi juga mengarah pada pemahaman dan aplikasi ilmu dalam konteks kehidupan.
Ia menjelaskan bahwa literasi, berpikir kritis, dan kepedulian sosial perlu terus diperkuat sebagai bagian dari khazanah keilmuan pesantren.
“Metode hafalan tetap penting, tetapi perlu dilengkapi dengan kemampuan memahami konteks dan berpikir reflektif. Dari situlah santri bisa menjadi agen perubahan di masyarakat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru pesantren dan peningkatan fasilitas pendidikan, agar pesantren dapat terus menjadi ruang pembelajaran yang sehat dan produktif.
“Pesantren sudah lama menjadi garda depan pendidikan moral bangsa. Karena itu, perhatian dan keberpihakan negara sangat dibutuhkan untuk memperkuat perannya,” jelas Iman.
Iman menekankan bahwa pesantren adalah warisan besar bangsa yang telah melahirkan banyak ulama, pemimpin, dan tokoh masyarakat. Karena itu, pembenahan pesantren bukan berarti mengubah arah, melainkan memperkuat pondasi yang sudah ada.
“Pesantren adalah pusat keteladanan. Upaya pembenahan bukan untuk mengubah jati diri, melainkan memastikan nilai-nilainya tetap hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat luas,” jelasnya.
Menurutnya, pesantren memiliki peran yang amat penting dalam membentuk karakter bangsa. Karena itu, menurutnya, penguatan dan pembenahan di lingkungan pesantren perlu terus dilakukan agar tetap relevan dengan tantangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya.
“Pesantren sejak awal tidak sekadar lembaga pendidikan, tetapi juga ruang dakwah dan pemberdayaan sosial yang melahirkan generasi berakhlak dan cinta tanah air,” ujar Iman.
Iman menjelaskan, pesantren tumbuh dari semangat dakwah yang berpadu dengan kerja-kerja sosial di tengah masyarakat. Karena itu, menurutnya, pendekatan terhadap pesantren tidak bisa disamakan dengan lembaga pendidikan modern yang berbasis administratif semata.
“Pesantren berdiri dari akar masyarakat. Ada nilai khidmah, ada pengabdian, dan ada tradisi ilmu yang membentuk karakter santri sejak dini,” jelasnya.
Ia menambahkan, banyak santri datang ke pesantren bukan karena kemampuan ekonomi, melainkan karena panggilan hati untuk belajar dan mengabdi. Hal inilah yang menjadikan pesantren memiliki kekuatan moral tersendiri di tengah masyarakat.
“Banyak santri yang datang dengan semangat pengabdian, bukan karena paksaan. Mereka belajar dengan kesungguhan, dan dari situlah tumbuh nilai keikhlasan yang menjadi ciri khas pesantren,” tambahnya.
Iman menilai, pesantren di Indonesia sangat beragam baik dari segi tradisi, sistem pendidikan, maupun karakter sosialnya. Namun, di tengah perubahan sosial dan perkembangan teknologi, pesantren juga perlu beradaptasi agar tetap berdaya dan mampu menjawab kebutuhan generasi baru.
“Tradisi yang baik harus dijaga, tetapi di saat yang sama pesantren juga perlu membuka diri terhadap pembaruan. Misalnya, bagaimana santri bisa mengakses literasi digital, ekonomi kreatif, dan keterampilan abad ke-21 tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman,” terangnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
5
Gus Yahya Persilakan Tempuh Jalur Hukum terkait Dugaan TPPU
6
Khutbah Jumat: Mencegah Krisis Iklim dengan Langkah Sederhana
Terkini
Lihat Semua