Pesan Ketum PBNU Saat Hadiri Pemakaman Kiai Nashir Fattah Jombang
Ahad, 28 Agustus 2022 | 18:00 WIB
A. Syamsul Arifin
Penulis
Jombang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) didampingi Ketua PBNU H Amin Said Husni mengikuti proses pemakaman KH Abdul Nashir Fattah, Rais Syuriyah PCNU Jombang, Jawa Timur. Almarhum merupakan pengasuh Ribath Induk Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.
Dalam sambutannya, Gus Yahya menyatakan kehilangan atas wafatnya KH Abdul Nashir Fattah. Ia juga meminta maaf karena tidak banyak PBNU yang ikut dalam upacara pemakaman jenazah Kiai Nashir untuk memberikan penghormatan terakhirnya.
“Saya menyampaikan salam dari seluruh jajaran PBNU, yang tidak semuanya bisa hadir karena keterbatasan-keterbatasan. Salam dari kita semua untuk keluarga dan dzurriyah, dan keluarga besar Pesantren Bahrul Ulum, juga seluruh warga NU Jombang,” kata Gus Yahya.
Gus Yahya menyampaikan, banyak kiprah Kiai Nashir yang telah dilakukan untuk umat, terutama kepada NU. Karenanya, ia meminta kepada semua yang hadir di kesempatan itu agar tidak berkecil hati. Kiai Nashir tentu sudah menemukan jalan dan tempat terbaik di sisi Allah swt.
Baca Juga
Gus Dur, Kiai Fattah, dan Santrinya
“Kita bersungkawa karena tidak mungkin tidak bersungkawa. Bersungkawa bukan berarti waktunya berkecil hati. Kita tidak berkecil hati, karena kita memiliki husnudzan yang kuat tentang ke mana Kiai Nashir menuju sesudah ini,” ungkap Gus Yahya.
Putra KH M Cholil Bisri Rembang ini mengatakan, Kiai Nashir memang sudah meninggalkan dunia dan seisinya memenuhi panggilan Allah swt. Namun, perjuangan Kiai Nashir di dunia tidak akan pernah berkurang dan habis.
Gus Yahya menyebut ada keberkahan yang akan terus mengalir di balik perjuangan itu untuk masyarakat luas. Keberkahan itu tidak lain adalah nilai manfaat yang bisa dirasakan, baik saat Kiai Nashir masih, maupun setelah wafat.
“Kita tak berkecil hati, karena berkah dari atsar yang ditinggalkan oleh Kiai Nashir kita yakin akan terus memberi manfaat untuk kita semua. Kita kehilangan, tapi kita yakin ada barakah besar yang ditinggalkan Kiai Nashir untuk kita semua,” jelasnya.
Gus Yahya juga mengajak segenap keluarganya, tidak terkecuali warga NU, agar berbaik sangka bahwa semua perjuangan Kiai Nashir sarat dengan nilai kemanfaatan untuk umat. Dan Allah swt menerima atas segala ikhtiar Kiai Nashir di dalam perjuangannya.
“Kita berhusnudzan kepada Allah swt bahwa semua yang telah dilakukan oleh Kiai Nashir seumur hidup beliau tidak akan sia-sia, tidak sia-sia bagi diri Kiai Nashir sendiri, tidak sia-sia bagi keluarga, putra-putrinya, bagi santri-santrinya, bagi kita semua dan bagi NU,” tuturnya.
Kiai Nashir wafat pada Ahad (28/8/2022) pukul 06.20 WIB di Rumah Sakit (RS) Dr Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, setelah sekitar sebulan lamanya intensif dirawat. Sekitar pukul 15.30 WIB jenazah Kiai Nashir dishalatkan kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga KH Abdul Fattah Tambakberas, Jombang.
Pewarta: Syamsul Arifin
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua