Mataram, NU Online
Untuk memaksimalkan penanganan pascagempa Lombok, PWNU Jawa Timur mengeluarkan Pedoman Relawan Penolong di Lombok NTB.
Koordinator Relawan dan Logistik Tim Kemanusiaan NU Jawa Timur Peduli Gempa Lombok, Achamd Wazir Wicaksono menyampaikan pedoman ini merupakan pemandu penting bagi tim-tim relawan yang berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang telah menyediakan dirinya untuk membantu warga terdampak bencana gempa di Lombok NTB.
"Pedoman ini disusun dengan mengacu pada rapat khusus Tim Kemanusiaan PWNU Jawa Timur terkait upaya pertolongan bagi korban dampak bencana gempa di Lombok, pada 16 Agustus 2018," ujarnya dalam keterangan tertulis Jumat (24/8).
Ia menyebut mengingat kondisi lapangan akibat bencana gempa bumi di Lombok sudah mulai memasuki fase transisi dari fase darurat menuju fase pemulihan dan pembangunan kembali, pengiriman relawan harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Pengiriman relawan juga harus ditata dan dikelola dengan kaidah profesionalisme, sinergi dan terukur.
Rencana kerja Tim Kemanusiaan NU Jawa Timur Peduli Gempa Lombok dirancang dengan landasan ketetapan kebijakan PWNU Jawa Timur yang menyatakan bahwa Tim Relawan Peduli akan bekerja secara terpadu dengan Tim NU Peduli baik, PBNU, PWNU Jawa Timur maupun PWNU NTB, dengan pos utama di kompleks kampus UNU NTB, Jl Pendidikan No 6 Mataram Lombok.
Selain itu dengan mempertimbangkan daerah terdampak yang paling parah, maka konsentrasi aksi kemanusiaan di fokuskan di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung, Pemenang, Kayangan. Ketiganya di Lombok Utara.
Rencana aksi khidmat kemanusiaan akan dijalankan selama enam bulan, dengan memperhatikan perkembangan situasi dan kondisi lapangan. Personal Tim harus teridentifikasi jelas, sebagai relawan yang telah menetapkan diri mendatangi lokasi terdampak bencana adalah dilandasi niat mewujudkan pertolongan kemanusiaan kepada warga masyarakat terdampak bencana alam.
Oleh karena itu, para relawan harus memiliki data diri yang dibuktikan dengan foto copy KTP atau Kartanu, memiliki keahlian khas masing-masing personal, pernyataan tidak memiliki atau mengidap sakit yang butuh penangan khusus.
Berikutnya relawan yang hadir ke lokasi terdampak bencana haruslah siap menerima dan mengerjakan tugas kerja apa pun yang ditemui di lapangan, yang mungkin tidak sesuai dengan keahlian khasnya. Relawan harus mampu mengukur dan mempertimbangkan kemampuan diri, baik fisik maupun psikologis atau mental, kemudian menyesuaikan dengan keadaan lapangan.
Di samping itu, sebagai kader NU, maka paling disukai apabila personal Tim memiliki kebisaan mengajak masyarakat melakukan dzikir dan atau baca shalawat tertentu sesuai dengan keadaan warga terdampak.
Sebelum mengakhiri aksi khidmat dan meninggalkan lokasi khidmat atau pulang maka Tim wajib menyerahkan laporan kegiatan khidmatnya kepada Pos Utama NU PWNU NTB, Peduli Bencana Gempa Lombok di Kampus UNU NTB Mataram. (Kendi Setiawan)