Nasional

PWNU Sulut dan Gorontalo Diminta Pelopori Perdamaian

Sabtu, 7 April 2012 | 10:24 WIB

Jakarta, NU Online
Jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rabu - Jumat (4-6/4) turun ke bawah (turba) meninjau sekaligus menghadiri sejumlah kegiatan ke Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Utara dan Gorontalo. Kepengurusan di wilayah diminta bisa meningkatkan peranan NU, salah satunya menjadi pelopor terciptanya perdamaian antar masyarakat dan pemeluk agama.

Di hadapan jajaran PWNU Sulut yang di antaranya hadir pengurus dan anggota Muslimat, IPNU, IPPNU, Ansor dan JQH setempat, dijelaskan NU lahir untuk terciptanya Ukhuwah Islamiyah, Wathoniyah danInsaniyah. Dengan prinsip tawassuth (moderat), tasamuh (toleran) dan tawazun (seimbang), NU memang selalu mengedepankan pentingnya toleransi.

"Di sana saya tegaskan orang NU harus bisa menjadi yang terdepan untuk perdamaian," tegas Kiai Said di Jakarta, Sabtu (7/4).

Dalam kunjungan ke Sulawesi Utara dan Gorontalo Kiai Said didampingi Bendahara Umum H. Bina Suhendra, Ketua PBNU Salim Segaf al Jufri, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi dan Wakil Sekjend PBNU H. Enceng Shobirin.

"Di sana juga saya tegaskan NU harus bisa menjaga tradisi. Siapa-siapa yang memusuhi NU, yang tidak suka tahlilan, ziarah kubur, tapi juga mengkafir-kafirkan, membid'ah-bid'ahkan, saya minta orang NU tegas. Wahabi, di sana juga saya tegaskan harus diwaspadai," tambah Kiai Said.

Sementara dalam Turba ke Gorontalo, jajaran PBNU sekaligus juga menghadiri pelantikan PCNU Gorontalo Utara. Potensi NU disebutkan sudah sangat kuat di Gorontalo dan diharapkan bisa membantu terwujudnya masyarakat yang sejahtera.

"Disana banyak Kiai besar, banyak habaib. Artinya Potensi NU Gorontalo sudah sangat bagus dan saya berpesan agar membantu terwujudnya masyarakat yang sejahtera di bidang pendidikan, ekonomi dan bidang lainnya," urai Kiai Said.

Untuk membantu terealisasinya dorongan tersebut, jajaran PBNU memberikan bantuan untuk peningkatan kualitas pendidikan, yaitu pembangunan satu lokal kelas di Madrasah Aliyah yang dikelola di bawah naungan PWNU Gorontalo.

"Di sana muridnya sangat banyak, tapi lokal kelasnya kurang. Semoga bantuan satu lokal kelas bisa bermanfaat," tutup Kiai Said.


Penulis: Emha Nabil Haroen