Jombang, NU Online
Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Masykuri Bakri mengatakan, lembaga pendidikan di bawah naungan Ma'arif cukup bisa meningkatkan kapasitasnya dengan cara memiliki dan melaksanakan enam modal dengan optimal.
"Enam modal itu adalah modal intelektual, modal manajerial, modal sosial, modal teknologi informasi, modal jaringan, dan modal spiritual," katanya.
Hal itu disampaikan saat dirinya menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan sarasehan peningkatan kapasitas lembaga pendidikan Ma'arif dan workshop penyusunan perangkat pembelajaran Aswaja yang dihelat PC LP Ma'arif Jombang Jawa Timur, Sabtu (7/9) di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang.
Dikatakan, saat ini LP Ma'arif bisa jadi sudah melakukan keenam modal di atas. Namun menurutnya masih belum optimal. Yang sangat perlu untuk ditingkatkan sebelum melaksanakan keenam modal tersebut dengan baik adalah menata modal manajerial yang baik. Satu modal ini menjadi kunci untuk bisa melakukan sisa modal yang ada.
"Bisa jadi LP Ma'arif telah melakukan modal-modal itu, namun belum optimal. Maka manajerial menjadi kunci utama menurut saya," jelasnya.
Yang juga cukup penting menurut pandangannya yaitu mulai memperluas wawasan para pengelola lembaga pendidikan Ma'arif. Saat ini tidak lagi semata hanya terpaku dengan isi buku, namun cara berpikir mereka harus bisa keluar dari rutinitas yang dilakukan dan berbeda dari berpikir pada umumnya.
"Manajerial yang harus dikembangkan adalah out of the box. Mereka tidak lagi nyaman dengan model-model yang selama ini berlangsung dan diulang terus menerus, tapi harus ada terobosan untuk meningkatkan kreatifitas, inovatif dan mengembangkan produktifitas lembaga pendidikan yang menjadi daya saing untuk lembaga NU itu," ucapnya.
Lembaga pendidikan yang dikoordinir LP Ma'arif mayoritas punya daya spiritual yang kuat. Hal ini juga menjadi modal madrasah atau sekolah yang baik untuk satu langkah lebih maju. Integritas spiritual dan moral sangat bisa dilakukan dengan sempurna. Aspek-apek ini tidak boleh hilang, terlebih sudah menjadi budaya, namun perlu untuk terus dikembangkan.
"Ada satu distingsi dibanding dengan pendidikan umum, karena di sini akan bisa meningkatkan integritas moral yang kuat, bahkan basis kulturalnya ini menjadi kunci utama. Local wisdom menjadi pengembangan ilmu pengetahuan sesungguhnya di sini. Nah ini yang perlu disentuh," tuturnya.
Bahkan ia menyebut bahwa Ma'arif sebetulnya gudangnya spiritual. Untuk itu perlu spiritual itu kemudian menjadi hibitus yang operasionalnya harus sudah bagus. Tidak hanya dilakukan secara individu-individu saja namun sudah harus terbudaya dan dimotori oleh setiap lembaga pendidikan itu sendiri.
"Dan itu sudah dilakukan oleh Unisma. Unisma misalnya setiap karyawan masuk kantor baca Al-Qur'an dulu. Itu kan jarang sekali dilakukan oleh lembaga pendidikan. Kemudian mahasiswa membaca shalawat Nuril Anwar setiap kali mau memulai kuliahnya," ucapnya.
Lembaga pendidikan Ma'arif yang sudah melakukan enam modal di atas tak perlu pesimis tidak punya finansial untuk mengembangkan lembaganya. Karena sebetulnya salah satu implikasi keenam modal tersebut kepada aspek finansial yang memadai
"Tentu implikasinya nanti akan hadir apa yang disebut dengan modal finansial. Jadi enam modal itu kalau sudah bagus, maka modal finansial itu akan hadir. Kalau enam itu sudah bagus, siapa yang tidak terpincut dengan lembaga pendidikan ini," pungkasnya.
Kontributor: Syamsul Arifin
Editor: Muiz