Jakarta, NU Online
Manusia di mana pun berada menginginkan sehat dan bahagia. Kesehatan dan kebahagiaan manusia antara lain bisa didapat melalui alunan suara yang indah. Suara indah salah satunya melalui musik-musik klasik. Diyakini, musik klasik bisa memengaruhi pola pikir manusia.
Hal tersebut mengemuka dalam diskusi
Musik sebagai Penakluk Jiwa. Diskusi diisi Thobib Al-Asyhar, Dosen Psikologi Islam pada Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas Indonesia Salemba. Diskusi santai yang dimoderatori Ahmad Syamsuddin, aktivis Moderasi Beragama di Kalangan Milenial, ini digelar melalui pranala
UmeetMe, Sabtu (11/4) malam.
"Manusia sejatinya butuh stimulus suara indah untuk menjaga kesehatannya. Antara lain, mendengarkan musik klasik. Tumbuhan yang diperdengarkan musik klasik ternyata pertumbuhannya lebih baik dan segar. Apalagi manusia yang punya akal budi dan perasaan," kata Thobib mengawali diskusi.
Ciri musik yang baik, kata dia, bisa membentuk dan mempengaruhi jiwa seseorang. Oleh karena itu, lagu lembut dan mendayu-dayu akan membuat orang berperasaan lembut. Sebaliknya, musik bergenre keras juga bisa memengaruhi pikiran yang keras juga.
"Secara tanpa sadar, musik klasik atau bernuansa religi yang terdengar melalui telinga bisa menumbuhkan jiwa kita. Makanya, saya belum yakin jika menyanyikan dangdut koplo bisa menenangkan diri. Apalagi sampai menemukan Tuhan," ujarnya berkelakar.
Menurut Thobib, telinga merupakan panca indera yang paling sensitif sehingga mampu mengantarkan puncak spiritual seseorang pada level tertinggi. Melalui telinga pula, seseorang akan mampu menangkap pesan-pesan Tuhan secara langsung. Dengan demikian, indera pendengaran sebagai indera sangat penting bagi manusia yang perlu distimulasi dengan suara-suara baik dan indah.
"Sementara itu, dalam pandangan sebagian ulama fiqih, suara yang diciptakan alat-alat musik merupakan media yang digunakan syetan untuk melupakan Allah. Karena itu, alat-alat musik menurut mazhab empat dalam fiqih cenderung diharamkan," ujarnya.
"Karena efeknya yang merusak pikiran, sikap, dan perilaku. Apalagi musik-musik pada umumnya disertai dengan tampilan unsur kebudayaan yang diharamkan, seperti tarian yang menonjolkan aurat, dan lain sebagainya," katanya.
Mengawali diskusi, Thobib mengatakan, secara filosofis, alam raya tercipta bersamaan dengan suara-suara indah yang membentuk harmoni yang disebabkan oleh pergerakan tata surya, planet, dan seluruh isi jagad.
Dalam kehidupan sehari-hari, suara angin bertiup, gelombang ombak di lautan, kicauan burung, suara jangkrik, derai air hujan, dan lainnya membentuk nada-nada alam yang begitu indah yang sehingga menimbulkan suara-suara musikal.
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan