Tebuireng Belum Tentukan Waktu dan Tokoh Nasional yang Diundang
Jumat, 12 Desember 2014 | 13:01 WIB
Jombang, NU Online
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, Pesantren Tebuireng, Jombang bakal menggelar haul KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur pada akhir bulan Desember ini. Namun panita belum menentukan waktu haul kelima Ketua Umum PBNU 1984-1999 tersebut.
<>
"Insya Allah akhir bulan ini Tebuireng tetap akan menyelenggarakan Haul Gus Dur,” ujar KH Salahudin Wahid, adik kandung Gus Dur yang juga pengasuh Pesantren Tebuireng, usai menerima Duta Besar AS untuk Indonesia Robert O. Blake, Jr, pada Kamis (11/12).
Kiai yang akrab disapa Gus Sholah tersebut menjelaskan, soal waktunya dalam waktu tiga hari ini akan ditentukan panitia. Sementara agendanya sama seperti tahun sebelumnya, yakni khataman Al Quran di masjid masjid, tahlilan, dan pengajian.
"Soal siapa saja yang datang, masih dalam konfirmasi. Namun sudah diundang," ujarnya tanpa menyebut tokoh nasional yang akan hadir.
Seperti diketahui, presiden RI ke 4 KH Abdurrahman Wahid meninggal pada 30 Desember 2009 dan dimakamkan di lingkungan pesantren Tebuireng. Letaknya bersebalahan dengan makam KH Hasyim Asyari, kakeknya, dan KH Wahid Hasyim, ayahnya.
Meski sudah meninggal, Gus Dur tetap menjadi insipirasi banyak kalangan, tidak hanya warga nahdliyin. Setiap hari, kunjungan peziarah datang dari berbagai daerah bahkan tidak jarang tokoh nasional.
Hal ini seperti yang dilakukan Dubes AS untuk Indonesia Robert O. Blake, Jr. Ia berziarah langsung ke makam Gus Dur, Kamis (11/12). Didampingi Gus Sholah,ia menabur bunga di makam tokoh yang juga dikagumi masyarakat AS ini.
"Bagi masyarakat Amerika, Gus Dur adalah tokoh yang mampu mengajarkan kepada dunia nilai toleransi, demokrasi, hak asasi dan anti kekerasan," ujarnya.
Di Amerika, tambah Robert, Gus Dur disejajarkan dengan Martin Luther King, tokoh dari Amerika yang konsisten memperjuangan Hak Asasi, kesetaraan dan demokrasi. Oleh masyarakat Amerika, Gus Dur dikenal sebagai pejuang demokrasi, toleransi dan anti-kekerasan.
Robert menyebutkan, jasa besar Gus Dur kepada Indonesia dan masyarakat dunia bisa dirasakan dari perkembangan kehidupan demokrasi di Indonesia. "Masyarakat Amerika mengagumi perkembangan kehidupan demokrasi di Indonesia. Demokrasi di Indonesia kuat, dibuktikan dengan pemilihan presiden baru baru ini yang dimenangkan Jokowi," katanya.
Selain itu, tambah Robert, kuatnya demokrasi di Indonesia, didukung oleh budaya toleransi dan plurarisme yang menjadi percontohan dunia. "Namun juga, yang paling kuat adalah tradisi demokrasi, toleransi dan pluralismenya yang mampu menjadi percontohan bagi banyak negara di dunia," katanya. (Muslim Abdurrahman/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua