Terkait Hanan Attaki, Ketua PBNU: NU Terbuka tapi Punya Mekanisme Kaderisasi
Sabtu, 13 Mei 2023 | 09:05 WIB

Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar saat baiat NU Ustadz Hanan Attaki di Pesantren Sabilurrosyad Gasek, Malang, Kamis (11/05/2023). (Foto: NOJ/ Moch Miftachur Rizki)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Ustadz Hanan Attaki menyatakan diri berikrar untuk mengikuti dan mendakwahkan nilai-nilai Nahdlatul Ulama. Ikrar itu dibimbing oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.
Hal tersebut dilakukan pada Halal Bihalal 1444 Hijriah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Ahmad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin, di Malang, Jawa Timur, Kamis (11/5/2023).
Menanggapi hal itu, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) H Ishfah Abidal Aziz menyampaikan bahwa NU memiliki mekanisme pengkaderan.
"Nahdlatul Ulama memiliki mekanisme kaderisasi yang sudah ditetapkan sebagai bagian dari mekanisme penguatan jam'iyah dan jama'ah Nahdlatul Ulama," kata Ishfah kepada NU Online pada Sabtu (13/5/2023).
Ia menegaskan bahwa baiat merupakan pernyataan ikrar anggota atau kader yang disampaikan usai mengikuti rangkaian proses kaderisasi. "Baiat adalah tahapan yang dilaksanakan setelah proses kaderisasi di Nahdlatul Ulama," katanya.
Sementara itu, sebagaimana diketahui, kata Ishfah, Hanan Attaki belum pernah mengikuti kaderisasi di Nahdlatul Ulama.
Namun demikian, Ishfah menyampaikan bahwa NU pada dasarnya menerima siapa pun yang ingin masuk menjadi anggota, sejauh mengikuti Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah seperti sikap tawasuth, tawazun, tasamuh, dan i'tidal.
Lebih lanjut, Ishfah menegaskan bahwa organisasi bertujuan menciptakan kemaslahatan bagi segenap masyarakat dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
"Nahdlatul Ulama adalah jam'iyyah diniyah islamiyyah ijtima'yyah (perkumpulan sosial keagamaan Islam) yang bertujuan untuk menciptakan kemaslahatan masyarakat, kemajuan bangsa, dan ketinggian harkat dan martabat manusia," ujarnya.
Karenanya, ia meminta agar NU tidak dijadikan alat selain untuk kemaslahatan masyarakat. "Jangan karena maksud-maksud tertentu yang kemudian menjadikan NU sebagai alat untuk kepentingan-kepentingan selain untuk kemaslahatan warga NU," katanya.
Ishfah juga mengajak agar dapat memperkuat perjuangan Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah melalui kaderisasi. "Mari perkuat nilai-nilai dasar perjuangan Ahlussunnah wal Jama'ah An-Nahdliyyah, melalui kaderisasi," pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua