Jakarta, NU Online
Masyarakat harus waspada terhadap penyebaran virus corona. Namun, jangan sampai kewaspadaan tersebut berubah menjadi kepanikan berlebihan.
Terkait penyebaran virus corona, Hardadi Airlangga dari Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) mengatakan, masyarakat Indonesia sebenarnya diuntungkan dengan karakter Indonesia yang termasuk negara tropis.
"Indonesia termasuk negara tropis di mana bakteri, parasit, jamur, virus berkembang cukup baik dan banyak. Hal itu menguntungkan, karena sistem imun kita diuntungkan oleh cuaca seperti ini. Jadi imun tubuh kita lebih bisa mengatasi," kata Dokter Hardadi.
Menurut pengajar di Fakultas Kedokteran Unisma ini, masyarakat tidak perlu takut dan cemas berlebihan. Meski demikian, bukan artinya masyarakat kemudian melalaikan pola hidup bersih seperti sering mencuci tangan.
"Tetap perlu menghindari sarang bakteri dengan membiasakan cuci tangan, lalu kebersihan diri juga dijaga," saran dia.
Terkait dengan observasi warga Indonesia dari Wuhan sejak sepekan ini, ia mengatakan pemerintah harus mengikuti aturan.
"Dengan alasan tertentu harus diikuti standar operasional dan prosedur sebagai pencegahan agar tidak tertular," katanya.
Sebelumnya, Ketua PBNU Bidang Kesehatan Syahrizal Syarif menanggapi adanya kepanikan berlebihan dari masyarakat terhadap penyebaran wabah corona. Ha itu menyebabkan masyarakat memburu masker padahal keadaan mereka sehat-sehat saja. Akibatnya terjadi kelangkaan masker dan tingginya harga masker.
Syahrizal menilai hal yang patut dipahami adalah bahwa Indonesia sampai saat ini belum ada kasus konfirmasi. Hal ini berdasarkan laporan hasil pemeriksaan 50 spesimen kasus terduga, oleh Laboratorium Litbangkes, Kementerian Kesehatan RI, di mana 49 hasil negatif dan satu masih dalam pemeriksaan.
"Masker itu dibutuhkan untuk digunakan jika kita berada di wilayah tertular, misalnya jika bepergian ke Malaysia atau Singapura, negara dengan kasus konfirmasi," kata Syahrizal, Jumat (7/2).
Olah karena itu, buat masyarakat Indonesia saat ini tidak perlu menggunakan masker, termasuk juga di Natuna, dimana karantina sedang berlangsung.
Seperti diberitakan, pemerintah memulangkan WNI dari Wuhan, China pada Ahad (2/2) lalu. Pemulangan WNI dari Wuhan menggunakan satu unit C-130 short body berkapasitas 120 orang dan dua unit Boeing masing-masing berkapasitas 80 dan 90 kursi.
Pesawat yang membawa WNI dari Wuhan mendarat di Batam dilanjutkan proses pemindahan ke Natuna. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto meminta agar proses karantina diganti namanya menjadi ‘Observasi WNI Sehat’. Observasi bagi WNI di Natuna dilaksanakan dalam minimal 14 hari.
Kepulangan WNI dari Wuhan termasuk obeservasi ini menyebabkan kekhawatiran masyarakat dalam negeri terhadap penyebaran virus Corona.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad