Terungkap, Kamus Sejarah Kemendikbud Dijual di Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee
Rabu, 21 April 2021 | 00:45 WIB
Penampakan Kamus Sejarah Indonesia Jilid 1 dan 2 terbitan Kemendikbud yang dijual di Shopee. (Foto: tangkapan layar)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Nation Formation (1900-1950) dan Kamus Sejarah Indonesia Jilid II Nation Building (1951-1998) yang menuai polemik karena tidak memuat nama Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid itu ternyata dijual secara bebas di sejumlah lokapasar (marketplace). Satu paket buku tersebut dibandrol dengan harga rata-rata Rp100 ribu.
NU Online melakukan penelusuran penjualan buku tersebut di berbagai lokapasar pada Rabu (21/4). Setidaknya, ditemukan empat toko daring di Bukalapak yang menjual buku tersebut dalam satu paket. Masing-masing menawarkan dengan harga yang sama, Rp100 ribu.
Satu toko di antaranya telah menjual empat paket buku dari total 100 paket stok yang tersedia, satu toko lainnya telah melariskan lima paket buku dari total lebih dari 100 paket stok yang tersedia, sedangkan dua toko lainnya belum menjual dengan masing-masing persediaan lebih dari 100 dan 10 buah.
Buku itu juga dijual di lokapasar Tokopedia. Tak kurang dari tujuh toko menjual satu paket buku tersebut dengan harga yang lebih variatif, mulai dari Rp100 ribu, Rp150 ribu, Rp175 ribu, Rp180.500, hingga Rp190 ribu. Di lokapasar ini, buku tersebut terjual empat buah dari satu toko daring.
Selain itu, buku tersebut juga ditemukan di lokapasar Shopee. Paling tidak, ada tiga toko yang menjual buku tersebut dengan harga Rp100 ribu. Satu toko telah menjualnya sebanyak enam paket buku dari total persediaan 250 paket, satu toko lagi berhasil menjual dua paket dari 498 yang disediakan, sedangkan satu toko lainnya belum dapat menarik pembeli dari 1.000 paket yang telah disiapkan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid sempat membantah penerbitan buku tersebut dalam siaran pers tertulisnya pada Senin (19/4). Ia mengklaim buku kamus tersebut tidak pernah diterbitkan secara resmi.
Meskipun pada akhirnya, Hilmar Farid mengakui pihaknya telah melakukan kekeliruan dengan menghapus tokoh pendiri NU Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Kemendikbud dan berusaha akan menariknya dari peredaran, termasuk di perpustakaan-perpustakaan.
Ketua Umum NU Circle (Masyarakat Profesional Santri) R. Gatot Prio Utomo melayangkan protes atas ketiadaan nama KH Hasyim Asy’ari dalam buku yang diterbitkan Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Dirketorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2017 tersebut.
“Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syech Hasyim Asy’ari tetapi tidak ada “entry” nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan rekam jejak sejarah ketokohanya. Kami meminta kamus itu direvisi dan ditarik dari peredaran,” katanya pada Senin (19/4).
Tidak hanya Kiai Hasyim, dalam penelusuran NU Online, nama Presiden Keempat Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid juga tidak termaktub dalam entri buku tersebut. Karenanya, Gatot meminta Kemendikbud untuk mengakui adanya kesalahan buku tersebut dan menariknya dari masyarakat.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua