Tiga Pilihan Kurikulum untuk Satuan Pendidikan Mulai 2022
Jumat, 21 Januari 2022 | 09:15 WIB
Muhammad Faizin
Penulis
Jakarta, NU Online
Mulai tahun 2022 hingga 2024, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memberikan tiga opsi kurikulum yang dapat diterapkan satuan pendidikan dalam pembelajaran. Tiga kurikulum itu yakni kurikulum 2013, kurikulum darurat, dan kurikulum prototipe. Pilihan kurikulum ini berkembang seiring dengan kondisi pandemi Covid-19 yang menuntut penyesuaian dalam pembelajaran di sekolah.
Selama ini, pemerintah menggunakan Kurikulum 2013. Namun akibat pandemi pada 2020, Pemerintah memberi opsi penggunaan kurikulum darurat yang merupakan penyederhanaan dari kurikulum 2013. Memasuki 2022, seiring dengan kembali dibukanya pembelajaran tatap muka, pemerintah memberi opsi lain yakni Kurikulum Prototipe. Kurikulum ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi untuk mendukung pemulihan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning).
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno mengatakan, saat ini kurikulum prototipe sudah diterapkan di 2.500 satuan pendidikan yang tergabung dalam program Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan pada tahun 2021. Namun mulai tahun 2022, satuan pendidikan yang tidak termasuk sekolah penggerak pun diberikan opsi untuk dapat menerapkan kurikulum prototipe.
“Tidak ada seleksi sekolah mana yang akan menggunakan Kurikulum Prototipe, namun yang kami lakukan hanya pendaftaran dan pendataan. Sekolah-sekolah dapat menggunakan kurikulum prototipe secara sukarela tanpa seleksi,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima NU Online, Jumat (21/1/2022)
Ia mengungkapkan bahwa, baru pada tahun 2024 nanti, Kemendikbudristek akan menetapkan kebijakan mengenai kurikulum mana yang akan dijadikan kurikulum nasional untuk pemulihan pembelajaran.
Supriyatno pun menjelaskan bahwa salah satu karakteristik kurikulum prototipe adalah menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Dalam kurikulum prototipe, sekolah diberikan keleluasaan dan kemerdekaan untuk memberikan proyek-proyek pembelajaran yang relevan dan dekat dengan lingkungan sekolah.
Pembelajaran berbasis proyek dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning).
“Mereka mengalami sendiri bagaimana bertoleransi, bekerja sama, saling menjaga, dan lain-lain, juga mengintegrasikan kompetensi esensial dari berbagai disiplin ilmu,” katanya.
Sebagai informasi, sampai saat ini, Indonesia sudah mengganti kurikulum pendidikan sekitar sepuluh kali. Sepuluh kurikulum yang Pernah Dipakai di Indonesia ini adalah:
1. Rentjana Pelajaran 1947
2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952
3. Rentjana Pendidikan 1964
4. Kurikulum 1968
5. Kurikulum 1975
6. Kurikulum 1984
7. Kurikulum 1994
8. Kurikulum 2004
9. Kurikulum 2006
10. Kurikulum 2013
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua