Jakarta, NU Online
“Tindakan kekerasan belakangan ini sungguh memilukan,” kata Hj. Ida Fauziah, Ketua Umum PP Fatayat NU dalam sambutan acara ‘Halal Bihalal dan penandatangan Fatayat NU dengan Kemenakertrans’ di Gedung PBNU lantai 8, Rabu (12/9) malam.<>
Di hadapan sedikitnya 220 kader Fatayat NU, Ketum PP Fatayat NU mengatakan bahwa tindakan kekerasan di Sampang dan ledakan bom di sejumlah titik sungguh mencederai nilai Halal Bihalal di bulan Syawal.
Suasana bulan Syawal sejatinya diisi oleh Halal Bihalal. Halal Bihalal, tambah Ida, adalah tradisi positif umat Islam Indonesia yang sarat dengan ramah tamah. Halal Bihalal adalah sebuah perilaku baik umat Islam dalam mengawali segala sesuatunya setelah ibadah puasa Ramadhan.
Halal Bihalal membawa semangat kerekatan sosial. Tradisi ini merupakan hasil penggalian mendalam umat Islam Indonesia dari kekayaan khazanah budayanya, imbuh Ida. Ironisnya, sejumlah pihak melakukan tindakan kekerasan yang merusak nuansa persahabatan dan persaudaraan.
Disaksikan KH. Said Aqil Siroj, Ketum PBNU dan Muhaimin Iskandar, Menakertrans, Ida Fauziah menegaskan bahwa kekerasan atas nama agama yang dilakukan perorangan maupun kolektif, tetap tidak bisa dibenarkan.
Agama selamanya tidak pernah membenarkan pemeluknya untuk melakukan kekerasan. Karena, agama menjunjung tinggi kehidupan bermasyarakat. Dengan memahami itu, tindakan kekerasan tidak menemukan tempat dalam agama, tutup Ketum PP Fatayat NU.
Redaktur:A. Khoirul Anam
Penulis : Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Sosiolog Sebut Sikap Pamer dan Gaya Hidup Penyebab Maraknya Judi Online
2
Menkomdigi Laporkan 80 Ribu Anak Usia di Bawah 10 Tahun Terpapar Judi Online
3
Kabar Duka: KH Munsif Nachrowi Pendiri PMII Wafat
4
Komisi III DPR Singgung Judi Online Masuk Kategori Kejahatan Luar Biasa
5
Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Jumadal Ula 1446 H, Berikut Niat dan Keutamaannya
6
Khutbah Jumat: Mari Selamatkan Diri dan Keluarga dari Bahaya Judi Online
Terkini
Lihat Semua