Nasional

Tips Menumbuhkan Kepekaan Anak

Kamis, 15 September 2022 | 07:00 WIB

Tips Menumbuhkan Kepekaan Anak

Ilustrasi anak yang peka terhadap lingkungan..

Jakarta, NU Online
Kepekaan diperlukan agar seseorang memiliki pribadi unggul. Kepekaan adalah hal penting ketika individu belajar bersosialisasi dengan lingkungan. Karena itu, kepekaan perlu dibentuk dan ditumbuhkan sejak anak berusia dini. Bila tidak, kemampuan anak untuk dapat memperlakukan orang lain dengan baik di kemudian hari akan sangat kecil.


Bagaimana menumbuhan kepekaan pada anak? Dalam artikel Cara Mudah Menumbuhkan Kepekaan Anak disebutkan sejumlah langkah yang dapat dilakukan orang tua kepada anak.


Menghargai dengan pujian
Pujian disebut sebagai salah satu bentuk penghargaan yang disenangi anak-anak. Bila mereka menunjukkan kepekaan dan melakukan perbuatan baik, orang tua perlu mengungkapkan bahwa mereka menyukai perbuatan yang anak lakukan.


Dalam tulisan tersebut dicontohkan ketika seorang kakak menenangkan adiknya yang sedang menangis, sebaiknya orang tua menunjukk rasa senang dengan sikap manis yang dilakukan oleh kakak tersebut. Dengan begitu, sekaligus orang tua memberikan contoh perbuatan peka terhadap orang lain.


Mengajak bersosialisasi 
Orang tua dianjurkan meluangkan waktu untuk mengajak anak berinteraksi dengan orang-orang di luar rumah. Misalnya, pergi ke panti asuhan untuk berbagi kepada sesama. Sambil berbagi, sesekali anak diajak mengamati orang-orang di sekitarnya.


Pada saat-saat seperti itu, orang tua dapat mengajukan pertanyaan yang bisa membuat anak memahami orang lain. Contohnya, “Yatim piatu adalah sebutan bagi mereka yang tidak memiliki orang tua. Bagaimana perasaan kamu bila orang yang kita cintai tidak ada di sekitar kita?” Atau, “Menurutmu bagaimana perasaan anak yang menerima hadiah ini?”


Nah, pertanyaan-pertanyaan seperti itu bisa memancing anak untuk berpikir tentang perasaan orang lain sekaligus memupuk kepekaan mereka.


Mengungkapkan perasaan
Cara lain untuk melatih kepekaan anak adalah dengan mengungkapkan perasaan kepada mereka dengan penjelasan mengapa orang tua merasa demikian. Sebagai contoh, “Ibu kesal sekali melihat masakan yang selalu terbuang setiap hari,” atau “Ayah senang sekali bila halaman rumah terlihat bersih.” Dengan demikian, orang tua bisa melihat bagaimana respons anak terhadap ungkapan perasaan tersebut.


Menumbuhkan kepekaan anak melalui dongeng
Mendongeng dapat melatih kepekaan anak. Orang tua dapat memilih dongeng yang mendidik sehingga anak mengambil nilai-nilai positif dari cerita tersebut. Stimulasi melalui indra pendengar cenderung lebih berhasil untuk merangsang anak agar memiliki kepekaan terhadap orang lain. Sebab itu, metode yang satu ini sebaiknya dimasukkan sebagai salah satu cara dalam pendidikan karakter yang orang tua berikan.


Menjelaskan efek peka
Rasa ingin tahu anak-anak memang tinggi, kondisi tersebut bisa menjadi keuntungan bagi orang tua untuk memberikan pendidikan karakter di dalamnya. Bagi beberapa orang, bentuk perhatian sekecil apa pun bisa membawa arti. Ketika anak peka terhadap orang lain, orang tua perlu menunjukkan bagaimana efeknya terhadap orang tersebut.


Contohnya, ketika anak membantu pekerjaan rumah. Orang tua dapat memberikan penjelasan bahwa apa yang ia lakukan sangat meringankan pekerjaan.


Sementara itu dalam penelitian Aina’a dan Fina Hauroa berjudul Peran Orang Tua dalam Menumbuhkan Kepekaan Sosial Anak: Analisis Buku Happy Little Soul Karya Retnohening diungkapkan bahwa peran orang tua sangat penting untuk menumbuhkan kepekaan sosial.


Peran orang tua dianggap sebagai sesuatu yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Dalam buku Happy Little Soul disuguhkan pengenalan peran orang tua dengan analogi yang diceritakan dalam kehidupan sehari-hari, dikemas dengan bahasa yang menarik dan bersifat kontekstual sehingga mudah dipahami.


Melalui dialog sederhana tersebut, pembaca diajak untuk merasakan mengenal dan memahami untuk menjadi orang tua yang sangat berperan bagi anak. Anak tidak merasa dituntut, namun dibimbing dengan sederhana tetapi sangat bermakna.


Dalam penamaan (definisi) dan pemaknaan, buku ini punya penamaan (definisi) dan pemaknaan itu sendiri dibuat oleh penulis dengan sesederhana mungkin. Buku ini juga berisi tentang peran orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak. Apabila makna peran orang tua disekat dalam konsep pemikiran manusia, maka peran orang tua juga akan semakin menjauh dari diri manusia.


Retnohening yang berlatar belakang sebagai ibu rumah tangga, walaupun tidak mempunyai dasar ilmu tentang parenting, pengalamannya mengajar di sebuah preschool membuatnya kaya akan pengalaman. Ia dapat menerapkannya ketika mendidik anak.


Semua melalui proses, dari pembiasaan ketika masih di dalam kandungan, hingga mulai anak baru lahir semua dilakukan dengan cinta yang tak pernah haus akan ilmu beliau sering membaca buku untuk menambah wawasan pengetahuannya.


"Semua itu ditanamkan dalam mendidik putri kecilnya. Perlakuan, pembiasaan yang sederhana namun syarat akan makna dia lakukan. Perannya untuk menumbuhkan kepekaan sosial anak tak hentinya dia laksanakan dalam sehari-hari," tulis peneliti.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori