Kesehatan

Wacana Belalang dan Ulat Sagu untuk Program MBG, Ini Kata Ahli Gizi

Kamis, 30 Januari 2025 | 12:00 WIB

Wacana Belalang dan Ulat Sagu untuk Program MBG, Ini Kata Ahli Gizi

Ilustrasi: siswa SDN Slipi 11 Jakarta sedang menyantap makan bergizi gratis. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Pengurus Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) sekaligus Dosen Kesehatan Gizi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Fahmi Arif Tsani, angkat bicara soal peluang serangga dan ulat sagu dijadikan menu alternatif Makan Bergizi Gratis (MBG). Dia mengingatkan adanya potensi muncul alergi bagi sebagian orang dari hidangan itu dan rawan terkontaminasi pestisida.


Fahmi mengatakan, produk olahan serangga seperti belalang atau ulat sagu pada dasarnya memiliki protein tinggi. Akan tetapi, proses pengolahan produk berbahan belalang harus baik agar layak konsumsi.


"Cara pengolahannya harus dengan pemanasan yang tinggi, sehingga potensi adanya pestisida bisa dimatikan," Kata Fahmi dihubungi NU Online, Kamis (30/1/2025).


Ia menjelaskan, salah satu yang harus dilakukan pemerintah adalah perlu memperhatikan dari keamanan sumber belalang dan ulat sagu. Menurutnya, mungkin saja ulat sagu atau belalang mengalami pencemaran. Karena mereka liar, kata Fahmi, bisa saja makan dari alam yang terkontaminasi pestisida. Karena petani biasa mengusir mereka dengan pestisida.


Fahmi yang juga Sekretaris Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) menanggapi isu yang lain terkait dengan adanya potensi alergi karena beberapa orang alergi makanan serangga atau ulat sagu dan terkait kehalalan barangkali beberapa orang menganggap hewan itu menjijikan jadi tidak diterima semua kalangan yang sekiranya perlu diperhatikan.


Ia mengakui, terkait serangga dan ulat sagu, keduanya bisa saja menjadi bahan makan alternatif yang tepat untuk lauk di tempat tertentu yang biasa mengkonsumsi belalang atau ulat sagu. "Saya pernah merasakan makan belalang di Gunung Kidul, enak juga," jelas Fahmi.


Kandungan Gizi Belalang dan Ulat Sagu

Ia menjelaskan, kandungan gizi pada belalang dan ulat sagu sudah tepat jika dilihat dari protein bahkan jika makanan itu diolah dalam bentuk kering atau sudah digoreng.


"Kandungan per 100 gram bisa 15-20 gram artinya itu mencukupi separuh dari kebutuhan protein harian," jelasnya. 


Menurut Fahmi, Hal itu udah cukup bisa dikatakan sebagai bahan makanan untuk program makan bergizi gratis. Ulat sagu dan belalang juga menurutnya selain tinggi protein, ada vitamin dan mineralnya tinggi.


Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana membuka peluang serangga dijadikan menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Namun itu hanya bisa dilakukan di daerah tertentu yang memang terbiasa memakan serangga.


"Itu salah satu contoh ya (menu serangga), kalau ada daerah-daerah tertentu yang terbiasa makan seperti itu, itu bisa menjadi menu di situ," kata Dadan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025) lalu.


Dadan mengatakan pihaknya tidak menetapkan standar menu nasional untuk Makan Bergizi Gratis. Namun, kata dia, Makan Bergizi Gratis berlandaskan standar komposisi gizi.


"Tapi itu contoh bahwa badan gizi ini tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi," sambungnya.


Menurutnya, isi protein di berbagai daerah bergantung pada potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal. Dia pun meminta semua pihak tidak mengartikan lain tentang kemungkinan ini.