Kitab Inayatul Muftaqir, Membedah Pro Kontra Keabadian Hidup Nabi Khidir
Kamis, 28 Maret 2024 | 17:00 WIB
Muh Fiqih Shofiyul Am
Kolomnis
Waktu mengaji di Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, Penulis mendapati kitab unik tentang segala hal terkait Nabi Khidir yang dikaji oleh KH Maimoen Zubair waktu Ramadhan tahun 2009, selepas Asar menjelang buka puasa. Kitab ditulis oleh Syekh Mahfudz Termas.
KH Maimoen dalam kitab ini berperan merestorasi, menyalin dari manuskrip asli, mentahqiq, dan mempupublikasikannya. Kitab ini jarang ditemukan dalam daftar karya Syekh Mahfudz Termas.
Waktu Penulisan Kitab
KH Maimoen memberikan pengantar untuk kitab dan menyebutkan bahwa kitab ini ditulis oleh Syekh Mahfudz pada tanggal 28 Safar 1337 Hijriyah atau 3 Desember 1918 Masehi, setelah menulis kitab Bughyatul Adzkiya fi Bahtsi an Karamatil Auliya pada tanggl 18 Rabiul Awal di tahun yang sama.
Kitab Inayatul Muftaqir ditulis oleh Syekh Mahfudz atas dasar penelitannya tentang segala hal yang terkait dengan Nabi Khidir dari kitab Al-Ishabah fi Tamyizis Shahabah karya Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-'Asqalani .
Pembahasan Kitab
Kitab tentang pro kontra keabadian Nabi Khidir berisi delapan sub pembahasan, yaitu:
- Antara Khidir dengan Musa.
- Nasab Khidir.
- Kenabian Khidir.
- Eksistensi keabadian Khidir dan faktornya.
- Pendapat pakar tentang kematian Khidir
- Informasi keberadaan Khidir di era Nabi Muhammad hingga sekarang.
- Informasi eksistensi Khidir setelah Nabi Muhammad dan orang-orang yang pernah bertemu dengannya.
- Kesimpulan
Beda Pendapat Syekh Mahfud dan Al-Hafizh Ibnu Hajar
Menurut KH Maimoen dalam pengantar kitab, Syekh Mahfudz cenderung berbeda pendapat dengan Al-'Asqalani terkait eternalitas Nabi Khidir.
Al-'Asqalani memang tidak menyinggung secara tekstual dalam Al-Ishabah, akan tetapi Al-'Asqalani membahas tema ini khusus dalam kitab lain berjudul Az-Zahrun Nadhr fi Naba’i Khidr.
Syekh Mahfudz lebih condong kepada pendapat tentang keabadian Khidir dengan argumentasi dan dalil yang menurutnya kuat yang mendukung pendapatnya tersebut. Syekh Mahfudz menyebutkan argumentasinya setelah menguraikan argumentasi al-Asqalani yang bersebrangan dengan pendapatnya.
Kiai Maimoen secara pribadi mendukung pendapat Syekh Mahfudz tentang eksistensi Nabi Khidir hingga saat ini. Kiai Maimoen juga menyebutkan sanad tarekat Idrisiyah, terkenal juga dengan tarekat Khidiriyah dalam pengantarnya.
Bahkan Kiai Maimoen mengungkapkan pengalaman pribadi bertemu dengan guru-gurunya yang pernah berjumpa dengan Nabi Khidir dalam keadaan sadar dan mendapatkan ilmu serta siraman ruhani yang sangat banyak (ilmu laduni) darinya.
Kitab ini ditulis dengan judul Inayatul Muftaqir bima Yata’allaqu bi Sayyidina Khidir dengan jumlah 53 halaman. Wallahu a’lam bisshawab.
Identitas Kitab
Penulis: Syekh Muhammad Mahfudz Termas
Tebal: 53 halaman
Penerbit: Maktabah Al-Anwariyah LTN PP. Al-Anwar Sarang
Tahun: Tanpa Tahun
ISBN: Tanpa ISBN
Muh Fiqih Shofiyul Am, Tim LBM MWC NU Tannggulangin dan Tim Aswaja Center PCNU Sidoarjo
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua