Tetapi di zaman modern ini puasa telah mengalami perubahan suasana sangat drastis. Ajakan untuk pengendalian nafsu dan pengurangan ego yang diserukan melalui langgar, masjid dan berbagai majelis pengajian, kalah gencar dengan seruan untuk bersikap konsumtif dan egoistik. Puasa yang semula dipenuhi dengan kesederhanaan dengan penuh kekhusukan, diganti dengan berbagai kemeriahan, yang mau tidak mau membutuhkan biaya mahal, sehingga mengurangi kekhusukan dalam beribadah dan mengurangi rasa dan sikap solider terhadap sesame manusia.<>
Kalau puasa dengan segala pengorbanan dengan merasa lapar dan dahaga sepanjang hari tidak menghasilkan kekhusukan, ketawadlukan di hadapan Allah. Tidak pula menghasilkan solidaritas sesama manusia, akan sulit mencari sarana lain untuk menumbuhkan solidaritas itu. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari tantangan lebih berat. Hingga saat ini lembaga pendidikan seperti sekolah juga tidak lagi menjadi sarana efektif untuk pemberadaban manusia. Bahkan rasa solider itu secara sistematis mulai dikikis dari pandangan anak didik.
Kalau sebelumnya anak diberikan forum untuk belajar bersama, sehingga satu murid akrab dengan murid lainnya baik di sekolah maupun di rumah, saat ini hal itu tidak dimungkinkan, karena belajar bersama telah diganti dengan bimbingan belajar yang komersial. Tradisi siswa sekolah untuk mewariskan buku pelajaran yang tidak dipakai kepada sanak saudara atau tetangganya yang membutuhkan, juga sudah tidak dimungkinkan lagi. Padahal langkah ini sangat menunjang pendidikan sehingga semua kalangan bisa menjangkau dengan mudah dan murah.
Saat ini kalangan penerbit buku bekerjasama dengan dinas pendidikan, kepala sekolah dan guru untuk mengganti buku setiap tahunnya, sehingga buka yang habis dipakai tidak mungkin bisa diberikan kepada yang lain, setiap murid baru harus beli buku baru. Sekolah lebih mengutamakan kepentingan penerbit buku ketimbang kepentingan murid agar bisa memperoleh pendidikan, baik pendidikan moral dan pengembangan solidaritas, dengan menyumbangkan buku yang dimilikinya kepada saudara atau tetangganya. Bila sejak usia muda tidak dibiasakan untuk bergaul sesamanya dan peduli terhadap nasib sesamanya. Sulit diharapkan ketika dewasa memiliki sikap solider.
Melihat kenyataan ini para pemimpin agama, pada pendidik dan tokoh spiritual mesti segera mencari jalan untuk mengatasinya. Tidak mungkin peradaban berlangsung tanpa adanya solidaritas sosial yang tinggi. Manusia yang hanya diajarkan kompetisi, mulai dari sekolah, di kantor dan di masyarakat, akan menjadi manusia yang individualis bahkan egois. Bila seseorang atau bangsa telah dihinggapi egoisme ini tidak mungkin bisa membawa kemaslahatan bersama, sebab masing-masing akan bertarung untuk merebutkan barang yang diinginkan, baik yang merupakan haknya atau hak orang lain. Tidak ada orang yang merasa memiliki kewajiban, mereka hanya mengenal hak, termasuk merebut hak orang lain.
Bagaimanapun solidaritas itu merupakan kunci dalam kehidupan bersama, persoalannya manusia tidak bisa hidup sendiri harus hidup bersama, karena masing-masing saling membutuhkan. Hanya saja dalam masyarakat hubungan sesama manusia itu bersifat emosional, persaudaraan, sementara dalam masyarakat modern hubungan itu lebih bersifat fungsional bahkan kontraktual. Di situ tidak hanya dibutuhkan rasa saling percaya, rasa saling solider, tetapi juga dibutuhkan rasa saling percaya.
Dengan keteguhan moral, kerendahan hati dan kesederhanaan itulah kehidupan bersama bisa dibentuk. Puasa mengajarkan semua kebajikan moral itu, karena itu bagaimana tantangan dan godaan material yang sengaja digencarkan itu bisa dikurangi, agar puasa bisa mengarahkan seseorang pada kekhusukan, ketakaruban kepada Allah serta meningkatkan kesabaran dan meningkatkan rasa solidaritas. Dengan cara itulah ketakwaan bisa diraih oleh seseorang yang menjalankan puasa. (Abdul Mun’im DZ)
Terpopuler
1
Ketum PBNU dan Kepala BGN akan Tanda Tangani Nota Kesepahaman soal MBG pada 31 Januari 2025
2
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
3
Rahasia Mendidik Anak Seperti yang Diajarkan Rasulullah
4
Pemerintah Keluarkan Surat Edaran Pembelajaran Siswa Selama Ramadhan 2025
5
Doa Istikharah agar Dapat Jodoh yang Terbaik
6
5 Masalah Bakal Dibahas Komisi Maudhu'iyah di Munas NU 2025, Berikut Alasannya
Terkini
Lihat Semua