KH Abdul Manan Dipomenggolo Tremas, Pelajar Indonesia Pertama di Al Azhar Mesir
Jumat, 26 Februari 2016 | 11:46 WIB
Lawatan Grand Syaikh Al Azhar Dr. Ahmad Muhammad Ath Thayyib ke
Indonesia memiliki kesan sekaligus kebanggaan
tersendiri bagi para pelajar Indonesia yang pernah menimba ilmu di Universitas
Al Azhar Kairo Mesir. Mengingat hubungan Indonesia dengan Mesir sudah terjalin sejak abad ke-19 Masehi. Namun tahukah anda, siapa
generasi pertama pelajar Indonesia yang menuntut
ilmu di universitas kelahiran 911 Masehi ini?
Dalam buku Jauh di Mata Dekat di Hati; Potret Hubungan Indonesia
– Mesir terbitan KBRI Kairo, disebutkan bahwa pada tahun 1850-an di komplek Masjid Al Azhar telah dijumpai komunitas orang Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya Ruwak Jawi (hunian bagi orang Indonesia). Selain Ruwak Jawi, di
masjid ini juga terdapat tiga Ruwak lain, yakni Ruwak Atrak (Turki),
Ruwak Syami (Suriah) dan Ruwak Maghorobah (Maroko).
Salah satu pelajar pertama Indonesia yang tinggal di
Mesir dan tercatat di buku terbitan tahun 2010 ini adalah KH Abdul Manan
Dipomenggolo Tremas, kakek dari Syaikh Mahfudz Attarmasi.
KH Abdul Manan Dipomenggolo tinggal di Al Azhar Mesir
sekitar tahun 1850 M. Selama di Negeri Piramid, beliau berguru kepada Grand
Syeikh ke-19, Ibrahim Al Bajuri. Jadi wajar di tahun-tahun itu ditemukan kitab Fath
al-Mubin, syarah dari kitab Umm al-Barahin yang merupakan kitab
karangan Grand Syeikh Ibrahim Bajuri mulai dibaca di beberapa pesantren
di Indonesia.
Pengembaraan KH Abdul Manan Dipomengolo dalam menuntut
ilmu di timur tengah kelak diikuti oleh generasi selanjutnya, yaitu KH Abdullah
(Putra KH Abdul Manan Dipomengolo), Syaikh Mahfudz Attarmasi, KH Dimyathi
Tremas, KH Dahlan Al Falaki Tremas (Ketiganya kakak beradik, Putra KH Abdullah)
yang menuntut ilmu di Makkah.
KH Abdul Manan Dipomengolo telah berhasil meletakkan batu landasan sebagai pangkal berpijak ke arah kemajuan dan kebesaran serta keharuman pondok pesantren di Nusantara. Kegigihannya dalam mendidik putra-putranya sehingga menjadi ulama-ulama yang tidak saja menguasai kitab-kitab yang dibaca, lebih dari itu, juga berhasil menyusun berbagai macam kitab dan memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan dunia Islam, seperti Syaikh Mahfudz, seorang ulama besar Nusantara, Malaysia, dan Thailand yang pernah menjadi imam Masjidil Haram dan pemegang sanad Shoheh Bukhori-Muslim.
Maka sangat wajar bila nama KH Abdul Manan Dipomengolo, pelajar
Indonesia pertama di Al Azhar Mesir dan pendiri Pesantren Tremas disebut
sebagai peretas jejaring intelectual chains generasi ulama-ulama
nusantara. (Zaenal Faizin)
Terpopuler
1
Hitung Cepat Dimulai, Luthfi-Yasin Unggul Sementara di Pilkada Jateng 2024
2
Daftar Barang dan Jasa yang Kena dan Tidak Kena PPN 12%
3
Kronologi Santri di Bantaeng Meninggal dengan Leher Tergantung, Polisi Temukan Tanda-Tanda Kekerasan
4
Hitung Cepat Litbang Kompas, Pilkada Jakarta Berpotensi Dua Putaran
5
Bisakah Tetap Mencoblos di Pilkada 2024 meski Tak Dapat Undangan?
6
Ma'had Aly Ilmu Falak Siap Kerja Sama Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan
Terkini
Lihat Semua