Warta

Anshor Desak Pemerintah RI putuskan Hubungan Diplomatik Dengan Australia

Selasa, 4 April 2006 | 11:30 WIB

Jakarta,  NU Online
Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor turut menanggapi soal pemuatan kartun Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) di surat kabar The Weekend Australian. Menurut Ansor, kartun yang menggambarkan orang nomor wahid di Indonesia seperti seekor anjing dalam pose yang tidak sopan itu sebagai hal yang melecehan dan menghina bangsa Indonesia.

Ansor sangat menyesalkan hal itu, karena karikatur pemimpin negara itu cenderung destruktif, agitatif, dan bisa membangkitkan emosi rakyat Indonesia."Australia telah membuat pelecehan dan penghinaan lagi terhadap RI. Setelah mereka memutuskan memberikan visa kepada 42 warga Papua, salah satu majalah di Australia telah membuat karikatur Presiden yang tidak pantas," kata Sekjen Pimpinan Pusat GP. Ansor, A. Malik Haromain kepada wartawan di Jakarta, (4/4) kemarin.
 
Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Ansor turut terhina dengan pelecehan tersebut. Karena itu. Ansor mendesak kepada pemerintah agar segera memutuskan hubungan kerjasama dengan pemerintah Australia. Apapun alasanya, tindakan Australia tersebut adalah kesalahan besar yang harus dipertangung jawabkan.
 
"Pemerintah RI harus sudah menghentikan hubungan diplomatiknya dengan Auistralia dan menghentikan segala bentuk kerjasamanya. Tindakan itu menunjukan bahwa Australia negara yang tidak sopan, santun dan punya etika baik," ungkap mantan Ketua Umum PB PMII itu.
 
Organisasi pemuda di bawah naungan NU tersebut juga mendesak kepada pemerintah agar melaporkan Australia ke depan keamanan PBB atas tindakan yang tidak terpuji itu."PBB harus melakukan tindakan tegas terhadap atas kejahahatan Australia tersebut," tegasnya.
 
Kemarahan Ansor itu tidak dapat dianggap remeh. Dengan kekuatan ribuan massa dari berbagai daerah, Ansor akan melakukan aksi demontrasi di depan kantor kedubes Australia di Jalan HR Rasuna Said Jakarta Selatan. Bahkan, Ansor mengancam menduduki kantor tersebut sampai Australia mencabut keputusan memberikan suaka politik terhadap warga Papua.
 
"Ansor akan melakukan ganyang Australia, salah satunya akan mengerahkan massa dan menguasai kantor kedibes Australia dan tempat-tempat milik pemerintah Australia sampai pemerintah Australia mencabut kebijakanya," tuturnya.
 
Lebih lanjut, Malik mengatakan, Ansor juga mendesak kepada Pemerintah Australia agar melarang dan menindak tegas media massa memuat karikatur Presiden SBY di Negara tersebut. Bagi surat kabar The Weekend Australian, dia harus segera menyampaikan permintaan maaf terhadap bangsa Indonesia atas tindakan yang melecehkan tersebut."Australia harus melarang pemuatan karikatur Presiden yang menyinggung perasaan warga negara Indonesia," katanya.(dar/amh)
 

<>