Warta RAPAT KOORDINASI PBNU-LEMBAGA (1)

Gus Mus: PBNU Harus Jalankan Amanat Muktamar

Sabtu, 30 Oktober 2010 | 07:09 WIB

Bogor, NU Online
Wakil Rois Aam PBNU KH. Mustofa Bisri menegaskan jika pada hakikatnya Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu berbentuk lembaga, lajnah dan badan otonom yang memang sudah diorientasikan untuk menjalankan program-program yang menjadi amanat muktamar.

“Karena itu pengurus harian PBNU tidak perlu ikut-ikutan melaksanakan program. PBNU cukup memfasilitasi, mengarahkan dan mengontrol. Sehingga yang bergerak adalah lembaga, lajnah dan badan otonom NU,”tutur Gus Mus saat memberikan tausyiah pada Rapat Koordinasi PBNU, Lembaga, Lajnah dan Badan Otonom NU di Bogor, Sabtu (30/10).<>

Hal itu perlu disampaikan mengingat lembaga, lajnah dan badan otonom di lingkungan PBNU sedang semangat-semangatnya bekerja. “Saya ucapkan terima kasih dan memang begitulah seharusnya. Sedangkan pengurus harian PBNU cukup berkonsentrasi pada pengembangan kegiatan yang dapat menghidupkan dan menggairahkan Pengurus NU di wilayah dan cabang.”ujar Pengasuh Pesantren Raudlotuttholibin Rembang, Jateng itu.

Yang penting lanjut Gus Mus para penggerak NU itu perlu selalu menata niat agar ketika bekerja tetap berada dalam tujuan besar Nahdlatul Ulama. Yaitu mengabdi kepada umat.Sehingga niat yang benar akan mengarahkan langkah NU semata-mata untuk kepentingan jamaah. Warga NU dan NU sebagai jam'iyyah, organisasi yang lahir memang untuk memfasilitasi kebutuhan jam'iyyah. 

Gus Mus menyampaikan pesan KH. Hasyim Asy'ari puluhan tahun lalu pernah mengatakan jika NU itu diminati dan dihormati karena bermanfaat. “Jadi, masihkah NU sekarang ini memberikan manfaat bagi masyarakat? Karena itu, teruslah bekerja yang rasional, realistis, dengan tolok ukur yang jelas, dan tentukan skala prioritas,”katanya mengingatkan.

Untuk itu Gus Mus menekankan pentingnya pengurus NU di semua lini untuk menggairahkan rutinitas ubudiyah semacam Lailatul Ijtima, istighotsah, pengajian, tahlilan, khataman Al-Quran, Maulid Nabi dan sebagainya.

“Dulu kalau orang shalat dengan qunut itu pasti NU, tahlilan hanya NU, istighostah milik NU. Tapi sekarang banyak kelompok juga melakukan itu. Karena itu NU harus terus bergerak. Sebab, kalau kita kendor, maka model-model ubudiyah tersebut bisa lepas dari Nudan bukan lagi milik NU,”ujar Gus Mus. Perjuangan NU itu jelas berpihak kepada rakyat, kaum dhu'afa atau mustad'afin. Serta dibangun berdasarkan  asas kesetaraan.(amf)