Warta

Makam Ulama Terkemuka di Mataram Ramai Dikunjungi Peziarah

Ahad, 5 Oktober 2008 | 02:49 WIB

Mataram, NU Online
Makam ulama terkemuka di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Kiai Haji (TGKH) M. Zainuddin Abdul Madji, ramai dikunjungi para peziarah. Bahkan, hal itu terjadi hingga hari keempat (Sabtu, 4 Oktober) Idul Fitri 1429 Hijriyah.

Para peziarah yang umumnya jamaah Nahdlatul Wathan (NW) itu datang dari Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Kota Mataram.<>

Ritual itu agak berbeda dengan ziarah ke makam-makam lainnya. Pasalnya, usai membaca surat Yasin (Yasinan), zikir dan berdoa, para peziarah melempar uang ke dalam makam sehingga uang yang pecahan ribuan, lima ribuan dan puluhan ribu berserakan di dalam makam.

Melempar uang ke dalam makam tidak ada anjuran sama sekali dari penjaga makam, namun nampaknya dijadikan tradisi dan mereka menyebut melontar seperti layaknya dilakukan para jamaah Haji di Mina, Arab Saudi.

Kebiasaan itu dilakukan setiap selesai pengajian umum baik yang dilakukan Almarhum semasa hidupnya maupun sekarang oleh cucunya, M. Zainul Majdi.

Dalam sekejap jutaan rupiah terkumpul yang hasilnya disumbangkan untuk pembangunan madrasah, sekolah, masjid dan bantuan korban bencana alam seperti korban gempa di Dompu dan Sumbawa.

Penjaga makam, Amaq Mastur (50), mengatakan, makam itu hampir setiap hari ramai dikunjungi peziarah. Puncak keramaian saat selesai Idul Fitri dan menjelang keberangkatan jamaah Haji.

Jamaah Calon Haji (JCH) di Lombok sudah menjadi tradisi melakukan ziarah makam sebelum berangkat ke Tanah Suci Mekah, dengan harapan meminta keselamatan mulai dari berangkat hingga kembali.

"Dan, salah satu makam yang ramai dikunjungi adalah makam TGKH Zainuddin di samping makam Sakra, Selaparang dan makam Lopan dengan jumlah penziarah ribuan orang," katanya.

TGKH Zainudin merupakan pendiri Pondok Pesantren NW di Pancor, Kabupaten Lombok Timur. NW merupakan organisasi Islam terbesar di NTB dan cabang-cabangnya tersebar di seluruh pelosok Tanah Air, seperti Jakarta, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Pulau Sumbawa.

"NW yang bergerak dalam bidang pendidikan, dakwah dan sosial tersebut hingga kini telah memiliki sekitar 600 madrasah mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi," kata Mastur. (ant)