Warta

PBNU Minta Pemerintah Cermat Tangani Kasus Yahukimo

Selasa, 13 Desember 2005 | 11:56 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi meminta pemerintah cermat dalam menangani kasus kematian 55 orang penduduk akibat kelaparan di Kabupaten Yahukimo, Papua, mengingat propinsi paling timur Indonesia itu saat ini masih menyimpan potensi konflik yang besar.

"Kasus itu harus dicermati betul karena saat ini memang masih ada problem di Papua yakni tarik menarik antara yang ingin tetap bersama NKRI dan pihak yang ingin melepaskan diri," kata Hasyim di kantor PBNU, Jakarta, Selasa.

<>

Ditemui usai penandatangan kerjasama PBNU dengan Yayasan Hanns Seidel Foundation (HSF) Indonesia soal pemberian pelatihan kepada 180 guru di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Hasyim juga meminta pejabat pemerintah tidak gegabah dalam mengeluarkan pernyataan yang bisa mengakibatkan persoalan semakin runyam.

Sebelumnya, seusai serah terima jabatan dari Menko Kesra sebelumnya Alwi Shihab, di Jakarta, Senin (12/12), Menko Kesra Aburizal Bakrie mengatakan, sebagian besar dari 55 korban meninggal di Kabupaten Yahukimo, Papua, bukan karena kelaparan, tetapi karena menderita penyakit malaria dan cacingan.

"Pernyataan itu sudah dicek benar atau belum," katanya. Hasyim sendiri tidak menafikan kemungkinan adanya pihak tertentu yang berusaha menjadikan isu kelaparan di Yahukimo sebagai bahan propaganda yang merugikan RI. "Tolong ini juga dicek, jangan sampai kasus itu dipakai untuk memancing opini bahwa di bawah NKRI Papua kelaparan," tambah Hasyim.

Terkait kasus Yahukimo, seperti dikatakan Aburizal Bakri,  pemerintah telah menyampaikan bantuan makanan dan obat-obatan serta segera memberikan penyuluhan pola hidup sehat dan bersih serta pelayanan kesehatan kepada penduduk Yahukimo agar terhindar penyakit.

Saat berkunjung ke Yahukimo bersama Mentan Anton Apriyantono dan Kepala Bulog Widjanarko Puspoyo, Minggu (11/12), Aburizal menyerahkan bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan dan makanan pendamping ASI bagi balita seberat 45,6 ton yang diharapkan memenuhi kebutuhan penduduk tahap tanggap darurat.

Menurut Aburizal, selain penyuluhan masalah kesehatan, pemerintah juga akan memberikan pendidikan sistem bercocok tanam yang efisien dan efektif sehingga dapat dicegah gagal panel bagi pendududuk yang menanam ubi jalar atau jenis tanaman lain sebagai makanan pokok.

"Pemerintah akan mendirikan lumbung makanan di setiap desa di kabupaten Yahukimo agar dapat dicegah penduduk kekurangan bahan makana akibat gagal panel," katanya.(ant/mkf)