Internasional

WHO Sampaikan Vaksin Virus Corona Sudah Diuji ke Manusia

Selasa, 14 April 2020 | 13:15 WIB

WHO Sampaikan Vaksin Virus Corona Sudah Diuji ke Manusia

Vaksin sangat dibutuhkan untuk menghilangkan penyebaran virus corona. Tanpa vaksin atau jika hanya mengandalkan tindakan pengendalian seperti jaga jarak, virus corona susah untuk dihilangkan. (Ilustrasi: GETTY IMAGES via BBC)

Jakarta, NU Online
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, vaksin merupakan cara yang paling efektif untuk menghentikan penyebaran virus corona (Covid-19), yang saat ini telah menginfeksi 1,9 juta orang dan menewaskan lebih dari 120 ribu orang. 

Menurutnya, vaksin sangat dibutuhkan untuk menghilangkan penyebaran virus corona. Tanpa vaksin atau jika hanya mengandalkan tindakan pengendalian seperti jaga jarak (social distancing) maka virus corona susah untuk dihilangkan. 

"Keterhubungan global itu artinya meningkatkan risiko penularan dan kebangkitan Covid-19 akan terus berlanjut," katanya, diberitakan AFP, Selasa (14/4).

Terkait dengan itu, WHO menyebut bahwa saat ini ada 70 vaksin virus corona yang tengah dalam tahap pengembangan. Dari 70 vaksin tersebut, seperti dilaporkan laman South China Morning Post, tiga vaksin di antaranya sudah diuji coba ke tubuh manusia.

Ketiga vaksin yang sudah diuji ke manusia itu diuji oleh perusahaan CanSino Biologics Inc dan Beijing Institute of Biotechnology, produsen obat Amerika Serikat Moderna Inc, dan Inovio Pharmaceuticals Inc.
 
Pengembangan vaksin biasanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 tahun. Namun karena dikembangkan dengan cepat, sejumlah perusahaan yakin bisa menyelesaikan vaksin virus corona sesegera mungkin. 

10 kali lipat lebih mematikan dari flu babi
WHO juga menyatakan bahwa virus corona lebih mematikan 10 lipat dibandinkan dengan flu babi (H1N1) yang mewabah pada 2009 lalu. Pada saat itu flu babi menewaskan 18.500 orang. Menurut lembaga kesehatan Lancet korban jiwa akibat flu babi mencapai 151.700 hingga 575.400 orang.

Flu babi pertama kali mewabah di Amerika Serikat dan Meksiko pada Maret 2009. Dari situ, flu babi kemudian menyebar ke Asia Tenggara dan Afrika. Pada Agustus 2020, pandemi flu babi dinyatakan selesai.

Sementara itu, virus corona yang pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, China pada akhir tahun lalu hingga hari ini, Selasa (14/4), telah menginfeksi 1.938.863 orang dan menewaskan 120.871 orang. Diprediksi, selama beberapa pekan ke depan angka infeksi dan korban virus corona akan terus naik.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan