Sidoarjo NU Online
Puluhan mahasiswa dan penggiat antikorupsi Sidoarjo menggelar aksi solidaritas mendukung penuntasan kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Aksi solidaritas ini digelar di depan monumen patung Jayandaru alun-alun Sidoarjo, Rabu (12/4) malam.
Selain berorasi dalam aksinya, puluhan penggiat antikorupsi juga melakukan aksi teatrikal penyiraman air keras kepada Novel Baswedan. Dengan menyalakan lilin dan membentangkan poster save KPK, mereka berorasi menuntut agar pemerintah harus menyelesaikan kasus-kasus korupsi yang melibatkan berbagai pihak, dan mengusut tuntas penyiraman air keras oleh orang tak dikenal kepada Novel Baswedan.
Menurut koordinator aksi, Zein Haq, lilin ini sebagai simbol keprihatinan dan bentuk ungkapan masyarakat yang berkabung, atas kasus penyiraman air keras yang menimpa penyidik KPK, Novel Baswedan.
"Ini momen berduka bagi kami, bahwa aksi keprihatinan terkait penyiraman air keras yang menimpa Novel Baswedan. Mungkin itu, kami asumsikan ada intimidasi dari oknum-oknum tertentu yang terganggu terkait apa yang dilakukan oleh penyidik KPK tersebut," kata Zein.
Aksi ini tidak hanya bersifat nasional, tetapi menentang berbagai praktik korupsi yang terjadi di berbagai daerah. Tidak hanya orasi, aksi juga diwarnai dengan aksi teatrikal yang menggambarkan masifnya praktik-praktik korupsi di tubuh institusi negara dan DPR yang sedang ditangani penyidik-penyidik KPK.
Para penggiat anti korupsi Sidoarjo berencana akan melakukan dorongan dan membuat petisi kepada pemerintah, agar proses-proses penyelesaian kasus korupsi tidak ditutupi dan dihilangkan. Dengan harapan bangsa Indonesia bisa bebas dari persoalan korupsi.
Perlu diketahui bahwa, aksi solidaritas ini diikuti oleh berbagai elemen yang tergabung dalam aliansi rakyat Sidoarjo antikorupsi di antaranya perwakilan Gusdurian Sidoarjo, PC PMII Sidoarjo, Lakpesdam NU Sidoarjo, Lesbumi NU Sidoarjo, IKA PMII Sidoarjo serta beberapa elemen lainnya.
Sementara itu, Ketua Komisariat PMII IAI Al-Khoziny, periode 2015-2016, Haris Aliq mengatakan, kasus yang menimpa Novel Baswedan ini bukan kali pertamanya. Novel Baswedan juga bukan orang pertama yang diciderai, dikriminalisasikan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika hal ini dibiarkan, akan menambah kekuatan korupsi.
"Kami berharap, agar kasus ini segera dituntaskan dan pelakunya segera diusut. Pasalnya, kasus seperti ini tidak yang pertama kalinya," harap Haris. (Moh Kholidun/Mukafi Niam)