Daerah BANJIR SUMATRA

Banjir Dahsyat Seret Bangunan ke Sungai, Dayah Ummul Ayman Pidie Jaya Lumpuh Total

NU Online  ·  Rabu, 3 Desember 2025 | 16:00 WIB

Banjir Dahsyat Seret Bangunan ke Sungai, Dayah Ummul Ayman Pidie Jaya Lumpuh Total

Material banjir bandang memenuhi Dayah Ummul Ayman Pidie Jaya, Aceh. Pesantren lumpuh total tak bisa digunakan. (Foto: NU Online/Helmi Abu Bakar)

Pidie Jaya, NU Online

Kompleks pendidikan Dayah Ummul Ayman mengalami kerusakan berat setelah banjir dahsyat menghantam wilayah Kabupaten Pidie Jaya dalam beberapa hari terakhir. Banjir yang membawa lumpur pekat, material pohon, dan arus besar dari aliran Krueng Meureudu merobohkan sejumlah fasilitas utama, bahkan menyeret bangunan asrama hingga masuk ke badan sungai.


Pimpinan Pusat YPI Ummul Ayman, Waled Nuruzzahri atau Waled NU, menyampaikan bahwa kerusakan paling parah terjadi di Unit 2 dan 3 yang berada di Pidie Jaya. Kompleks Ummul Ayman di Samalanga juga mengalami dampak serupa karena lokasinya berada sangat dekat dengan aliran sungai. Beberapa bangunan asrama bergeser dan sebagian telah masuk ke alur sungai akibat erosi hebat dan derasnya arus air.


“Sebagian asrama kini sudah masuk ke aliran Krueng Meureudu. Area dayah seperti terseret ke sungai karena arus banjir sangat kuat. Ini kerusakan terburuk yang pernah kami alami,” ungkap Waled NU saat dikonfirmasi, Rabu (3/12/2025).


Rais Syuriah PWNU Aceh itu menambahkan, selain asrama, ruang belajar, dapur umum, sanitasi, dan berbagai fasilitas penting lainnya juga rusak atau hilang terbawa arus. Struktur bangunan yang masih berdiri pun kini dalam kondisi darurat karena pondasi terkikis dan berisiko runtuh.


Kondisi serupa terjadi di Ummul Ayman Unit 3. Menurut Waled NU, arus air yang meningkat secara tiba-tiba pada malam hari membuat para santri dan dewan guru tidak sempat menyelamatkan banyak perlengkapan belajar. Kitab kuning, rak penyimpanan, alas tidur, hingga perangkat pendidikan rusak total.


“Ini bukan semata kerusakan bangunan. Ini menyangkut keberlanjutan tempat kaderisasi ulama dan pendidikan agama. Kami berharap pemerintah dan umat membuka mata: dayah harus menjadi prioritas pemulihan,” tegasnya.


Sementara itu, Tgk Zaharullah, salah satu dewan guru Dayah Ummul Ayman Unit 3 Pidie Jaya yang terlibat dalam proses evakuasi sejak hari pertama banjir, mengatakan bahwa kebutuhan utama saat ini bukan hanya logistik darurat, tetapi tim teknis untuk menilai risiko bangunan dan merancang rencana relokasi.


“Santri sudah kita evakuasi. Namun lumpur tebal, listrik padam, dan akses sulit. Pemulihan berjalan lambat. Banyak peralatan dan kitab tidak bisa diselamatkan,” jelasnya.


Hingga kini, jaringan listrik di sekitar lokasi masih padam, menyulitkan dokumentasi kerusakan dan koordinasi antara pihak dayah dan relawan. Pendataan kerugian serta permintaan bantuan dilakukan secara manual dan bertahap.


Data awal menunjukkan ratusan kitab kuning, perangkat elektronik pembelajaran, peralatan dapur umum, dan fasilitas asrama rusak total. Sementara penilaian teknis terhadap kerusakan fisik bangunan masih berlangsung.


Relawan, pengurus dayah, dan masyarakat masih terus melakukan pembersihan manual serta menyelamatkan barang-barang yang masih bisa dipindahkan.


Dayah Ummul Ayman mengimbau pemerintah daerah, BNPB, lembaga pendidikan Islam, dan para dermawan untuk mempercepat dukungan pemulihan, termasuk kemungkinan relokasi sebagian bangunan agar bencana serupa tidak kembali terjadi.

 

Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: filantropi.nu.or.id.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang