Sekadau, NU Online
Di tengah kekhawatiran tersebarnya virus Corona, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat menyuarakan kebersamaan.
Melalui dialog interaktif yang disiarkan Radio Dermaga Sekadau, para pengurus mengajak generasi muda meningkatkan kewaspadaan atas beredarnya Covid-19 sekaligus menjaga kebangsaan.
Dialog tersebut hasil kerja sama dengan Forum Peduli Ibu Pertiwi (FPIP) dengan mengangkat tema literasi digital cegah paham radikalisme dan terorisme di kalangan pemuda.
Kepala Kejaksaan Negeri atau Kajari Sekadau, Andri Irawan menyampaikan materi hukum penanganan radikalisme dan terorisme berdasarkan UU No 15 Tahun 2003. Dari itu benang merah yang dapat diambil radikalisme adalah suatu paham dan terorisme sebagai perbuatan.
“Strategi pemerintah dalam mencegah radikalisme ada yakni kontra radikalisasi dan deredikalisasi,” katanya, Jumat (27/3).
Disampaikannya bahwa di era digital seperti saat ini, anak muda harus lebih cerdas dari gawai yang dimiliki.
“Jadikan informasi yang ada di media sosial sebagai bahan pembelajaran," ujarnya.
Kabid Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Eksosbud, Yans Oscar Yoma Putra mengatakan bahwa selama ini pemerintah terus dan berkelanjutan memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Apalagi terkait upaya pencegahan paham maupun tindakan radikalisme dan terorisme yang membahayakan.
"Jika di daerah, Pemda sangat diuntungkan dengan adanya kearifan lokal yang selalu dijunjung tinggi oleh masyarakat sehingga paham radikal itu bisa diminimalisir,” tegasnya.
Kasat Binmas Polres Sekadau IPTU Masdar mengatakan meski di kawasan tersebut belum pernah ditemukan kasus terorisme, namun pihaknya terus melakukan berbagai upaya. Hal tersebu demi memastikan pencegahan salah satunya dengan aktif terjun ke masyarakat untuk melihat langsung kondisi yang ada terutama di kalangan muda.
"Kita selalu mendukung bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, Ormas dan organisasi kepemudaan seperti Ansor dan Banser maupun IPNU IPPNU dalam memberantas embrio radikalisme dan terorisme yang bisa saja muncul di Sekadau," ucapnya.
Sekretaris Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sekadau, Hipolitus Aso menegaskan bahwa peran pemuda sangat penting untuk mencegah radikalisme dan terorisme. Karena jika dilihat dari beberapa kasus menyasar kepada para pemuda sebagai target.
"Radik itu akal dan setiap orang harus radikal. Pertanyaannya, pada konteks apa kita menempatkan posisi radikal itu. apakah untuk kebaikan atau keburukan," tuturnya.
Sementara itu Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sekadau sekaligus anggota komisi fatwa MUI, Kiai Tohidin mengatakan bahwa radikalisme tidak terkait dengan agama apapun apalagi menjustifikasi kepada agama tertentu.
Namun ia membenarkan bahwa tafsir dari ajaran suatu agama menjadi salah satu bahan orang untuk berbuat radikal. Karena bisa saja hal tersebut terjadi karena pemahaman yang tidak tuntas bahkan cenderung hanya tekstualis.
"Di tengah wabah Covid-19 yang telah banyak menghabiskan energi, kita juga perlu mengingatkan terutama kepada pada pemuda untuk tetap menjaga pilar kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," pungkasnya.
Kontributor: Siti Maulida
Editor: Ibnu Nawawi