Daerah

Dosen ISBI Bandung: Teater Bisa Jadi Alternatif untuk Dakwah

Senin, 24 Februari 2020 | 06:15 WIB

Dosen ISBI Bandung: Teater Bisa Jadi Alternatif untuk Dakwah

Pentas teaterr dari SMA Manggala (Foto: NU Online/Nelly Nurul Azizah)

Bandung, NU Online 
Pesan-pesan yang bernuansa agama pada umumnya disampaikan kiai atau ajengan melalui metode ceramah atau pengajian, baik dilakukan secara searah maupun dialog. Sebetulnya, metode lain pernah dilakukan oleh Wali Songo misalnya dengan media seni populer di masanya, yaitu melalui wayang.  
Pakar teater dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Yoyo C. Durachman berpendapat, para santri yang merupakan calon kiai atau ajengan juga bisa menyampaikan pesan keagamaan melalui teater. 

Yoyo mengakui sebagian pesantren di Sunda ada yang membuka ruang lebar untuk para santri berkesnian, misalnya Pesantren Cipasung, Tasikmalaya. 

“Pesantren Cipasung ada akrab dengan kesenian. Jadi sebetulnya kalau menurut saya antusiasme itu ada untuk menonton teater, tapi masalah biasanya pelatihnya atau gurunya, rata-rata guru kesenian jarang yang tetap,”  jelasnya di sela menonton teater garapan siswa dan siswi SMA Manggala Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Kebetulan sekolah tersebut berada satu kompleks dengan Pondok Pesantren Al-Istiqomah, Sabtu (22/2) malam.

Yoyo berpendapat, pihak pesantren perlu memberikan pengenalan dan pelatihan intensif tentang teater kepada para santri. Tujuannya agar para santri bisa menyampaikan misi dakwah mereka melalu saluran teater. 

“Masyarakat akan lebih tertarik karena teater bisa menyampaikan pesan secara variatif,” katanya, “supaya yang melihat tidak bosan karena teater itu adalah permainan yang dirancang, sebuah alternatif untuk menyampaikan sesuatu dengan cara lebih kaya,” jelasnya. 

Lebih dari itu, kata Yoyo, jika banyak para santri yang aktif di dunia teater, mereka bisa mengembangkannya ke dunia perfilman. Sebab, menurut dia, perfimlman Indonesia, khususnya sinetron di tv swasta banyak menghasilkan tontonan yang tidak mendidik. 
Terkait teater yang dipentaskan para siswa SMA Manggal, Yoyo menyebut itu sebagai teater sekolah sehingga ia meandang, teter yang baik adalah teater yang berhasil dipentaskan. 

“Paling tidak, teater itu agar para siswa belajar berorganisasi, bekerja sama dengan teman-teman yang lain, belajar mengekspresikan diri, berimajinasi, belajar public speaking di hadapan orang banyak,” jelasnya.  

Pewarta: Abdullah Alawi
Editor: Alhafiz Kurniawan