Daerah BANJIR SUMATRA

Gusdurian Aceh Ungkap Anak-Anak Alami Trauma Psikologis Pascabanjir dan Longsor

NU Online  ·  Kamis, 4 Desember 2025 | 18:00 WIB

Gusdurian Aceh Ungkap Anak-Anak Alami Trauma Psikologis Pascabanjir dan Longsor

Gambar hanya sebagai ilustrasi berita. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online

Penggerak Gusdurian Aceh Yogi Febriandi mengungkapkan bahwa anak-anak yang terdampak banjir bandang dan longsor di wilayah Aceh mengalami trauma psikologis.


Ia menjelaskan, kondisi psikologis anak-anak sangat terguncang setelah melihat banjir setinggi tiga hingga empat meter menerjang rumah mereka.


“Anak-anak sekarang itu yang dibutuhkan adalah penyembuhan mental, mental mereka kacau karena melihat banjir sampai tiga hingga empat meter yang memasuki rumah-rumah mereka, menghantam buku-buku mereka. Banyak anak-anak di Kota Langsa yang trauma,” ujarnya saat dihubungi NU Online, Kamis (4/12/2025).


Yogi menyampaikan bahwa hingga saat ini, pemerintah hanya mengeluarkan edaran mengenai penyesuaian kegiatan belajar-mengajar dan penerapan work from home (WFH) bagi pekerja. Namun, menurutnya, kebijakan tersebut tidak memperhitungkan kondisi riil yang dialami masyarakat di lapangan.


“Sampai saat ini (pemerintah) Provinsi Aceh hanya mengeluarkan edaran kalau ada penyesuaian pembelajaran di sekolah dan bagi pekerja yaitu WFH. Cuman untuk sekolah ya, bagaimana guru-guru mau ke sekolah? Kalau BBM saja setiap motor dibatasi hanya 20 ribu, belum lagi siswa di Kota Langsa juga pada cerita ke saya kalau buku-bukunya pada rusak terhanyut banjir,” katanya.


Ia menyampaikan bahwa situasi pendidikan semakin sulit karena minggu ini seharusnya seluruh sekolah melaksanakan Ujian Akhir Semester (UAS). Meski pemerintah telah memberi ruang penyesuaian, Yogi menilai keputusan tersebut tidak menyentuh persoalan utama yaitu anak-anak kehilangan buku, ruang kelas rusak, dan sebagian besar masih menghadapi trauma berat.


“Kalau kita lihat di sekolah-sekolah, minggu ini harusnya ujian atau UAS ya, memang dari pemerintah Aceh sudah menyampaikan penyesuaian tetapi kan bagaimana buku pada rusak? Anak-anak masa baru masuk sekolah sudah disuruh UAS, disuruh belajar pemeliharaan lingkungan yang diminta oleh Presiden Prabowo Subianto,” kata Yogi.


Yogi juga menyinggung kondisi guru yang sama terpukul. Buku bahan ajar rusak, sekolah terendam, dan peralatan belajar banyak yang tidak dapat digunakan lagi. Ia menilai situasi ini tidak memungkinkan proses belajar berlangsung normal, apalagi pelaksanaan UAS.


“Saya kira Menteri Dikdasmen harus memberikan perlakuan khusus bagi anak-anak di wilayah Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat yang terdampak banjir ini. Jangan paksa mereka langsung UAS, tetapi fokus memberikan edukasi pemulihan mental mereka,” ujarnya.


Para dermawan bisa donasi lewat NU Online Super App dengan mengklik banner "Darurat Bencana" yang ada di halaman Beranda atau via web filantropi di tautan berikut: https://filantropi.nu.or.id/galang-dana/yuk-bantu-korban-bencana-di-indonesia

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang