Jakarta, NU Online
Meski di tingkat nasional berdiri tahun 1962 di Bandung, Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) di Kabupaten Bekasi baru seumur jagung. Lembaga di bawah naungan NU tersebut berdiri November akhir tahun lalu.
Sebagai upaya memperkenalkan diri kepada para senimdan dan budayawan serta masyarakat lus di kabupaten tersebut, Lesbumi mengadakan kegiatan Pagelaran Seni Budaya dan Sastra Bekasi di Gedung Juang 45 Tambun, 25 Maret lalu.
Hadir pada kesempatan itu beragam seniman berragam latar belakang, di antaranya ada Bang Kubil, Bang Syamsuri Komika dan teman-temannya. Tidak hanya warga NU yang hadir, mereka di antaranya ada warga Front Pembela Islam (FPI), bahkan nonmuslim.
Menurut Ketua Panitia kegiatan tersebut, Sujadi, ragam seni ditampilkan pada kegiatan tersebut, di antaranya tari, puisi, musik etnik, pencak silat, karinding, stand up comedy, situn, teater puisi.
Tidak hanya itu, lanjut dia, kegiatan yang menggandeng Disbudpora Kabupaten Bekasi itu juga diwarnai dengan santunan anak yatim piatu, senam jantung sehat dan bazar.
“Lesbumi di Kabupaten Bekasi baru lahir dan perlu adanya pengenalan kepada semua padepokan-padepokan seni budaya,” kata Sekretaris Lesbumi Kabupaten Bekasi tersebut, ketika dihubungi NU Online dari Jakarta Rabu (28/3) malam.
Lebih lanjut, ia mengatakan, maraknya isu politik, khususnya di Kabupaten Bekasi menjadi ajang pembuktian bahwa Lesbumi bersama para tokoh seniman dan budayawan tidak berpihak secara praktis kepada partai politik mana pun.
“Terbukti acara kmarin ada partai yang memberikan tawaran untuk pendanaan, kita tolak karena ada politik kepentingan arahnya,” tegasnya. (Abdullah Alawi)