Daerah

Istighotsah Akbar Bandara Internasional NTB Lancar dan Aman

Ahad, 27 November 2005 | 14:12 WIB

Praya, NU Online
Pelaksanaan istighotsah Akbar yang diikuti ribuan warga, dalam rangkaian mulainya rencana pembangunan bandara internasional, di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu berjalan lancar, aman dan tertib.

Sebagaimana dilaporkan wartawan dari lokasi, situasi aman dan tertibnya kegiatan ritual keagamaan di areal rencana bandara internasional di Desa Tanak Awu, Kecamatan Pujur, sekitar 40 Km timur Mataram itu, sekaligus menjawab kekhawatiran kerusuhan sebagaimana pernah terjadi sebelumnya.

<>

Beberapa waktu lalu, di areal yang sama sempat terjadi aksi amuk massa dari warga setempat terutama yang kontra dan menuntut status tanah mereka di lokasi rencana pembangunan bandara, sehingga aparat kepolisian sempat kerepotan dan menimbulkan sejumlah orang mengalami luka-luka.

Kendati kegiatan istighotsah tetap berlangsung hingga usai, sekitar 100 meter dari arena istighotsah yang dihadiri Gubernur NTB, Drs. H. Lalu Serinata, nampak berkumpul ratusan masyarakat yang menentang rencana pembangunan bandara internasional itu.

Mereka hingga kini tetap tidak setuju terhadap pembangunan bandara internasional, karena pembebasan tanah sepuluh tahun lalu dilakukan secara paksa dan harganya sangat rendah Rp200.000 per-are atau 100 meter persegi.

Hal itu berbuntut bentrok pada 18 september 2005 antara warga masyarakat atau mantan pemilik tanah dengan aparat kepolisian, ketika polisi berupaya membubarkan rapat Serikat Tani (Serta) yang digelar di lokasi rencana bandara internasional itu. Kerusuhan tersebut mengakibatkan puluhan warga terluka termasuk polisi, namun tidak ada korban jiwa dan kasus itu sampai ke Komnas HAM.

Ribuan anggota masyarakat serta puluhan tuan guru, pimpinan pondok pesantren dan tokoh masyarakat  menghadiri Istighotsah, yang dirangkaikan dengan peletakan batu pertama pembangunan bandara internasional itu. Selain dihadiri puluhan tuan guru, Gubernur NTB hadir bersama Bupati Lombok Tengah, H. Lalu Wiratmaja serta sejumlah pejabat di daerah itu.

Istighotsah dengan acara dzikiran dipimpin Tuan Guru haji (TGH) Najamudin sedangkan doa dipimpin secara bergiliran oleh TGH. Turmuzi Badaruddin, TGH. Suhaili Umar dan TGH. Ibrahim.

Guna menganstisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. pihak Polda NTB dan Polres Lombok Tengah menerjunkan ratusan petugas berjaga-jaga di sekitar lokasi kegiatan.

Istighotsah bertujuan selain memupuk hubungan silaturrahmi juga untuk sama-sama berdoa agar apa yang menjadi hajat pemerintah terutama pembangunan bandara internasional bisa tercapai.

Gubernur mengatakan, masyarakat NTB termasuk masyarakat Lombok Tengah sudah bosan miskin, sehingga terus berjuang meningkatkan pendapatan sekaligus kesejahteraan.

Pendapatan dan kesejahteraan tidak akan meningkat jika pembangunan bandara internasional tersebut tidak terwujud, untuk itu, masyarakat agar ikut mendukung pembangunan sarana dan prasarana sektor perhubungan dan jasa transportasi tersebut.

Pembangunan bandara internasional akan memacu berbagai pembangunan lain, seperti pembangunan sarana dan prasarana air bersih, perumahan, jalan dan jembatan. ”Kita lihat sekarang ini,  daerah selatan Lombok Tengah masih menjadi daerah kritis dan tadah hujan, sehingga sistem penanaman padi dengan sisten Gogo Rancah (Gora) masih diterapkan, tetapi setiap musim kemarau tetap disuplai air bersih," jelasnya.

Tetapi kalau bandara internasional nanti jadi, jangankan air bersih, air yang keruh saja bisa dibuat jernih dan dapat dikonsumsi. Menurut dia, setiap berkunjung ke Jakarta selalu ditanya baik oleh presiden maupun Menteri, apakah hingga kini masih saja ada demo di lokasi bandara internasional.

"Saya jawab, mereka demo karena bandara belum saja dibangun, sehingga sulit mencari pekerjaan, untuk itu agar pembangunan bandara internasional Lombok Tengah bisa dipercepat,’ katanya.(ant/mkf)