Jember, NU Online
Wakil Ketua LDNU Jawa Timur, KH M Noor Harisudin menyampaikan media massa menjadi hal yang penting untuk turut menyukseskan Pilkada 2020. Oleh karena itu netralitas media dalam memberikan informasi harus tetap dijaga.
"Berita itu mungkin benar, mungkin saja bohong (hoaks). Kejadian semacam itu akan terus menjadi-jadi di tengah momentum Pilkada ini. Oleh karena itu kaum milenial atau mahasiswa harus cerdas dalam menggunakan media," katanya saat diskusi Media, Pilkada dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia.
Di sisi lain, media harus tetap menjaga netralitas dan independensinya. "Mengingat media sebagai alat untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas," tutur Prof Harisudin pada acara yang diselenggarakan bersama Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kabupaten Jember di Aula VIP Lantai II Fakultas Syariah IAIN Jember pada Kamis (19/11).
Ahmad Hanafi, anggota KPUD Jember mengatakan problematika media yang terjadi saat ini adalah kebijakan pers yang masih ditunggangi oleh kepentingan antara pemilik modal dan pemilik media sendiri.
"Menjadi lebih runyam lagi jika pemilik media ini adalah perusahaan-perusahaan multinasional, termasuk juga pemilik partai politik," ujarnya. Menurutnya, banyak media seperti di beberapa stasiun televisi yang kerap kali menayangkan informasi untuk kepentingan-kepentingan kelompok atau partai tertentu.
Ia mengatakan ciri-ciri dari demokrasi salah satunya adalah adanya kebebasan pers. Namun, saat ini demokrasi telah ditumpangi oleh kepentingan oligarki. Dengan itu, Ahmad Hanafi turut mengajak kepada mahasiswa untuk ikut mengawal demokrasi di Indonesia.
"Mahasiswa jangan sampai apatis terhadap pemilu, kalau bukan kita siapa lagi yang akan mendampingi, mengadvokasi masyarakat untuk mendapatkan hak-hak politiknya," tambah Hanafi yang juga anggota Divisi Perencanaan, Data dan Informasi KPU Kabupaten Jember.
Abdul Choliq Baya narasumber lainnya dalam acara tersebut menyampaikan adanya beberapa tantangan media informasi saat ini. Di antaranya adalah semakin banyaknya media yang memberitakan informasi hoaks, terlebih di media online.
"Di tahun 2019 terhitung ada sekitar 43 ribu media online, tetapi yang mempunyai badan hukum hanya sekitar 300 media. Media-media yang tidak mempunyai badan hukum sangat rentan menjadi pusat atau sumber dari informasi hoaks," terang Abdul Choliq Baya yang juga Dosen Fakultas Dakwah IAIN Jember.
Di sisi lain, ia menggambarkan bagaimana posisi media atau wartawan dalam fenomena Pilkada 2020. "Media boleh memihak, tapi berpihak pada kebenaran, bukan pada orang yang membayar," tegas Choliq Baya.
Menurutnya, menjadi wartawan bukan hanya bagus dalam menulis, tetapi juga patuh terhadap peraturan, salah satunya yaitu kode etik pers.
Diskusi dilaksanakan dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti memakai masker dan menjaga jarak. Suasana diskusi tetap hidup, dikarenakan peserta yang hadir turut aktif dalam diskusi dengan melontarkan beberapa pertanyaan menarik kepada narasumber.
Kontributor: Arinal Haq
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua