Daerah BANJIR SUMATRA

Jembatan Kampung Hancur, Sumber Penghidupan Warga Pasaman Barat Terputus

NU Online  ·  Jumat, 5 Desember 2025 | 07:30 WIB

Jembatan Kampung Hancur, Sumber Penghidupan Warga Pasaman Barat Terputus

Jembatan penghubung dari dusun ke sawah dan ladang yang rusak karena banjir dan longsor di Pasaman Barat Sumatera Barat (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Pasaman Barat, NU Online

Jembatan sepanjang 70 meter menyatukan kampung Pasang Siang Jorong Perhimpunan Nagari Talu, Kecamatan Talamau, Pasaman Barat di Sumatera Barat. Warga kampung yang tinggal di sisi kanan menggunakan jembatan ini untuk menuju sawah-sawah dan ladang mereka.


Namun pada Sabtu (29/11/2025), jembatan itu hancur akibat bencana banjir besar dan longsor yang melanda. Tak hanya itu, reruntuhan tanah longsor juga menutup aliran sungai. Rumah-rumah tertimbun tanah, sedangkan aliran sungai berpindah ke sawah-sawah warga, membentuk jalur baru.


Warga setempat, Sari, menceritakan bahwa sebelumnya warga sudah waspada karena ada retakan di atas bukit. Jalan juga sudah pecah, pertanda akan terjadinya longsor.


“Pada Jumat pagi retakan semakin besar, dan pada Sabtu, 29 November pukul 04.00, longsor benar-benar terjadi,” kata Sari saat NU Online bersama Tim NU Peduli meninjau kampung tersebut pada Kamis (4/12/2025).


Kedatangan Tim NU Peduli bersama NU Care-LAZISNU adalah untuk melakukan asesmen kebutuhan warga sekaligus menyerahkan bantuan tahap awal.


Sari mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut karena warga sudah diberi peringatan dan diungsikan. Namun, delapan kepala keluarga kehilangan rumah mereka.


“Awalnya kami memprediksi hanya 4 rumah yang tertimbun, ternyata 8 rumah. Barang-barang dari rumah-rumah itu tidak sempat diselamatkan dan terbawa longsor,” kata Sari.


Di atas aliran sungai yang kini tertimbun tanah, tampak puing-puing bekas bangunan rumah bercampur pepohonan yang tumbang berserakan.


“Hari Kamis (5/12/2025) ini warga melakukan gotong royong mengambil puing-puing yang masih bisa digunakan,” tutur Sari.
 

Puing-puing bangunan dan reruntuhan pepohonan akibat banjir dan longsor di Pasaman Barat (Foto: NU Online/Kendi Setiawan)

Elis Susanti adalah salah satu warga yang kehilangan rumahnya. Bersama warga dari 8 KK kini ia mengungsi di gedung serbaguna kampung tersebut.


Selain kehilangan rumah, kata Elis, warga juga kehilangan mata pencaharian dan sumber penghasilan. Karena itu, sawah-sawah warga kini berubah jadi aliran sungai, selain sebagian lainnya berubah jadi gumpalan longsor.


“Ada padi warga yang tinggal menunggu panen, sudah hilang tertimbun longsor dan jadi sungai,” tutur Elis sedih.


Elis menyadari pemulihan tentu tidak dapat dilakukan dalam tempo yang cepat.


"Kami ingin punya rumah lagi dan sawah-sawah itu kembali bisa diolah, aliran sungai bisa ke tempat semula,” kata Elis menuturkan harapan warga.


Hal ini senada dengan penuturan Sari sebelumnya yang mengatakan bahwa warga ingin kembali dapat hidup dalam keadaan normal.


“Kami sangat berharap bantuan untuk perbaikan akses jalan dan jembatan yang patah. Jembatan ini bukan sekadar jembatan, tetapi penghubung ekonomi karena sawah dan perkebunan warga berada di seberang sungai,” kata Sari.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang