Padang Pariaman, NU Online
Ketua III Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumatera Barat M Danil Kharlis dikukuhkan menjadi tuanku dengan gelar Tuanku Bandaro Nan Kuniang.
Prosesi pengukuhan berlangsung di Korong Lubuk Laweh Kampung Apa Nagari Tandikek Utara, Kecamatan Patamuan Kabupaten Padangpariaman Propinsi Sumatera Barat, Jumat (1/3) sore.
Prosesi pengukuhan diwarnai hujan deras, sehingga arak-arakan sempat tertunda. Prosesi pengukuhan dihadiri Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Padang Pariaman H Syofyan Marzuki Tuanku Bandaro, perwakilan ninik mamak kapalo suku, petugas masjid raya Nagari Tandikek Utara, kapalo mudo, walikorong, pemuda, bundo kanduang dan majelis guru Pondok Pesantren Miftahul Huda Nagari Tandikek.
"Walaupun Danil Kharlis sudah menamatkan pendidikan di Pesantren Miftahul Huda tahun 2008, namun pengukuhan gelar tuankunya baru dilaksanakan hari ini," kata Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Huda Syofyan Marzuki Tuanku Bandaro.
Menurut Danil Kharlis, proses pengukuhan ini merupakan pengukuhan secara kehidupan banagari. Permintaan pengukuhan ini datang dari ninik mamak (kaum laki-laki saudara ibu) kepada gurunya di pesantren.
"Sedangkan pakaian pengukuhan pertanda sudah diakui sebagai seorang tuanku (ulama), diminta ninik mamak mengajukan permintaan pengukuhan kepada gurunya. Dari gurunya, diserahkan lagi ke mamak. Dari ninik mamak diserahkan ke petugas masjid," tuturnya.
Danil termasuk mahasiswa yang aktif dan respons menyikapi hal yang muncul di tengah masyarakat. Pengalaman organisasinya antara lain Ketua I PC PMII Kota Pariaman, Ketua III PKC PMII Sumbar, mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) angkatan IV/Februari 1990, Ketua Senat Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Syekh Burhanuddin Pariaman dan anggota Badan Musyawarah (Bamus) Nagari Tandikek Utara Kecamatan Patamuan.
Pria kelahiran 9 Agustus 1991 ini masuk pesantren Miftahul Huda 2004-2012 dan STIT SB 2013-2017. Anak dari Kharlis – Yurniati ini, memiliki satu kakak bernama Rahmat Riyaldi dan satu adik Leni Sri Mayulis.
Pimpinan Pesantren Miftahul Huda Syofyan Tuanku Bandaro menyebutkan, proses pengukuhan gelar tuanku kepada santri yang belajar di pesantren salafiyah di Kabupaten Padang Pariaman memang berbeda di Nagari Tandikek. Umumnya pengukuhan atau pemberian gelar dilaksanakan seiring dengan selesainya belajar di pesantren dan prosesi pengukuhan dilakukan di pesantren.
"Namun di Nagari Tandikek ternyata berbeda. Pengukuhan gelar tuanku di Nagari Tandikek sesuai dengan permintaan ninik mamak nagari asal santri yang akan diberi gelar tuanku. Kapan dan apa nama gelar tuanku yang diberikan, sepenuhnya kewenangan ninik mamak kampung asal santri," pungkas Syofyan. (Armaidi Tanjung/Muiz)