Ketua PWNU Jabar Kisahkan Muhammad Ibnu Mubaroq yang Batalkan Haji Sunnah
Sabtu, 8 Agustus 2020 | 14:30 WIB
Muhammad Salim
Kontributor
Garut, NU Online
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat KH Hasan Nuri Hidayatullah ceritakan seorang ulama yang hendak berhaji. Dahulu kala ada ulama yang bernama Muhammad Ibnu Mubaroq yang berasal dari Negeri Syam hendak beribadah haji sunah yang kesekian kalinya, perjalanan dari Syam ke Mekkah kurang lebih 2 bulan.
"Di tengah perjalanan, Ibnu Mubaroq beristirahat dengan menggelar tenda karena dahulu belum ada penginapan, apalagi hotel," ujarnya.
Cerita tersebut disampaikan dalam kegiatan pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Garut, Jawa Barat masa khidmat 2020-2025 yang dihelat di Gedung Pendopo Garut Jl Kiansantang No 2 Kecamatan Garut Kota, Jumat (7/8).
Ketika beristirahat lanjutnya, Ibnu Mubaroq melihat anak muda yang sedang mengais sampah untuk mencari sisa roti yang dibuang. Karena iba, Ibnu Mubaroq bertanya kepada anak muda tersebut, "Untuk apa engkau kumpulkan sisa roti itu," tanya Ibnu Mubaroq.
Anak muda tersebut menjawab "Sisa roti ini di kumpulkan untuk diberikan kepada ibu saya yang sedang sakit sehingga ia tidak bisa mencari makan," jawabnya.
Karena rasa iba, Ibnu Mubaroq bergejolak hatinya melihat anak muda tersebut dengan rencana ia berangkat haji sunnah. Namun tidak lama kemudian, ia memutuskan untuk memberikan bekal ibadah haji sunnahnya kepada anak muda tersebut dan mengambil sedikit bekal untuk ia pulang kembali.
Tidak lama dari kejadian tersebut kisah Gus Hasan, Ibnu Mubaroq bermimpi dengan Nabi Muhammad SAW dan siapa yang bermimpi bertemu dengan nabi, maka hal tersebut nyata karena setan maupun iblis tidak akan bisa menyerupainya.
"Dalam mimpi tersebut, Nabi Muhammad SAW membenarkan keputusan Ibnu Mubaroq untuk menghentikan perjalanan haji sunnahnya dan memberikan bekalnya kepada anak muda tersebut untuk diberikan kepada ibunya, dan sebagai gantinya Ibnu Mubaroq mendapatkan pahala sebanyak 500 kali haji wajib, di mana satu kali haji wajib akan mendapatkan pahala sebanyak 70 kali haji sunnah, artinya Ibnu Mubaroq sama dengan mendapatkan pahala ibadah haji sunnahnya sebanyak 35.000 kali haji sunnah," jelasnya.
Dikatakan, cerita tersebut disampaikan mengingat pentingnya ibadah ghaira mahdhah, karena pahala ibadah ghaira mahdhah lebih besar ketimbang ibadah mahdhah.
"Karena ibadah mahdhah pahalanya hanya untuk dirinya sendiri, sedangkan ibadah ghaira mahdhah kita yang melakukan dan orang lain yang merasakan. Sehingga nilai ibadahnya pun lebih besar," tegasnya.
Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa tidak ada nilai kebaikan sedikitpun bagi organisasi, diskusi, perkumpulan yang tidak mengajak pada sedekah bagi masyarakat kecuali organisasi tersebut memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.
"Kesimpulan dari cerita tadi yaitu sebagai pengurus organisasi maupun perkumpulan lainnya, harus bisa memberikan kontribusi sebanyak mungkin agar organisasi kita bernilai dan penuh dengan keberkahan atas kontribusi tersebut," ungkapnya.
Hadir dalam kegiatan pelantikan tersebut Ketua PWNU Jabar KH Hasan Nuri Hidayatullah, sekretaris PWNU Jabar KH Asep, Wakil Rais PWNU Jabar KH Mujiyo Nurkholis, perwakilan DPRD Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayatullah.
Selanjutnya juga nampak hadir Bupati Garut H Rudy Gunawan, Ketua DPRD Garut Hj Euis Ida Wartiah, ketua MUI Garut KH Sirojul Munir, Kapolres Garut AKBP Dede Yudy Ferdiansah, Dandim 0611 Garut Letkol CZI Deni Iskandar, perwakilan ormas, OKP, parpol, dan tamu undangan lainnya.
Kontributor: Muhammad Salim
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua