Daerah

Manfaatkan Anugerah Rezeki dari Allah untuk Beribadah

Senin, 8 Januari 2018 | 04:03 WIB

Pringsewu, NU Online
Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu mengajak umat Islam untuk memanfaatkan anugerah dan rezeki yang diberikan oleh Allah SWT untuk beribadah dan berjuang di jalan-Nya. Ajakan tersebut disampaikannya saat mengupas tafsir Surat Al-‘Adiyat pada Ngaji Ahad Pagi atau Jihad Pagi di gedung PCNU Pringsewu, Ahad (7/1).

Allah telah memberikan contoh kesungguhan hewan kuda dalam berjuang membantu perjuangan Nabi Muhammad SAW. Kuda merupakan hewan yang spesial dalam ikut menyukseskan perjuangan Nabi mensyiarkan Islam di penjuru negeri sampai-sampai Allah SWT bersumpah dengan hewan ini.

"Dalam surat tersebut digambarkan perjuangan sungguh-sungguh tak kenal lelah dari hewan kuda sampai terengah-engah. Ini contoh bagi kita manusia yang terkadang pura-pura terengah-engah karena biar terlihat benar-benar telah melakukan perjuangan," kata Bupati Pringsewu ini.

Dalam kaitan kekinian, kuda bisa disamakan dengan kendaraan seperti mobil, motor maupun sepeda yang digunakan untuk alat berjuang mensyiarkan Islam di zaman sekarang.

"Kalau dulu tujuan memiliki dan memelihara kuda adalah untuk menakut-nakuti musuh Allah. Untuk menunjukkan bahwa Islam itu, selain banyak, juga siap beribadah dan berjuang. Seperti terlihat dari jamaah shalat yang lurus dan patuh terhadap komando," kata pria akrab disapa Abah Sujadi ini sembari menambahkan, tugas utama di dunia adalah beribadah.

Oleh karenanya, Abah Sujadi mengatakan bahwa semakin tambah fasilitas dari Allah yang diberikan kepada manusia selama hidup di dunia seharusnya diiringi dengan semakin tambahnya ibadah kepada Alllah SWT.

"Memang sudah fitrah manusia mencintai dunia. Namun perlu diingat bahwa dunia ada batasnya. Silakan senang dunia, tapi jangan lupa dengan Allah SWT," tegasnya.

Saat ini, tambah Abah Sujadi, dunia memang semakin menarik manusia untuk lupa dengan akhirat. Berbagai perkembangan teknologi semakin membuat manusia mudah terperosok kedalam berbagai macam dosa.

"Saat ini sudah zamannya orang mudah berbuat dosa melalui media sosial. Malah bagi sebagian oknum berbuat dosa dengan menjelekkan orang di media sosial menjadi komoditas yang menguntungkan secara finansial," katanya prihatin melihat para buzzer yang bekerja menyebarkan berbagai berita hoaks, ujaran kebencian sesuai dengan pesanan.

Seharusnya, sambung dia, tindakan buzzer ini tidak dilakukan oleh orang Islam. Tindakan menviralkan kejelekan orang lain dan berita yang tidak benar sama dengan menjelekkan diri sendiri. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)