Surabaya, NU Online
Sejarah bangsa Indonesia tak bisa dilepaskan dari peran para tokoh Nahdlatul Ulama. Organisasi ulama-santri ini berhasil membentuk citra dan cerita yang positif tentang bagaimana andil umat Islam dalam menegakkan bangsa dan Negara. Melihat pentingnya konstribusi tersebut, maka para pegiat literasi yang tergabung dalam Komunitas Baca Rakyat (Kobar) bekerjasama dengan Pustaka Tebuireng menggelar seminar dan bedah buku berjudul Membuka Ingatan: Memoar Tokoh NU yang Terlupakan bertempat di gedung B lantai 3 Twin Tower UIN Sunan Ampel Surabaya.
Acara yang digelar pada hari Selasa (11/04) ini, dihadiri langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng yang sekaligus didapuk sebagai narasumber utama yaitu KH Shalahudin Wahid (Gus Sholah). Adapun narasumber kedua adalah KH Muhibin Zuhri selaku ketua PCNU Kota Surabaya, sementara itu Prof Masdar Hilmy mendapatkan tempat sebagai narasumber ketiga.
Dalam paparannya, Gus Sholah menyatakan bahwa buku ini ditulis dalam rangka mengangkat kembali figur NU yang patut diteladani. Menurutnya ada beberapa hal yang perlu diikuti.
“Terutama motivasinya untuk maju, untuk mengembangakan diri, disiplin diri, tanggung jawab, integritas dan yang paling penting beliau semua adalah negarawan,” terangnya saat menyampaikan materi.
Gus Sholah menambahkan bahwa para sosok yang diangkat dalam buku ini adalah seseorang yang secara sukses terbukti mampu menghidup-hidupi NU, bukan hidup di dalam NU.
Pernyataan ini, diperkuat oleh KH Muhibin Zuhri yang mengatakan bahwa para aktvis NU tempo dulu adalah orang-orang yang telah selesai urusan perutnya. “Para aktifis dulu adalah orang yang mapan, sehingga menjadi aktifis merupakan suatu pelarian dari segala hal yang mereka miliki. Karena, aktivis yang belum selesai masalah perutnya, biasanya justru masuk organisasi untuk menyelesaikan perutnya,” ujarnya dalam seminar tersebut.
Direktur Museum NU ini juga mengungkapkan bahwa buku ini penting karena banyak mengangkat tokoh yang semuanya merupakan pemimpin besar, karena mampu menginspirasi. Hal ini juga ditegaskan oleh Prof Masdar Hilmy yang menyatakan bahwa buku ini memberikan kontribusi sangat bagus bagi generasi muda untuk mengenal siapa saja yang mendedikasikan hidupnya untuk NU, Nusa dan bangsa.
“Informasi yang dimuat dalam buku ini adalah jembatan antar generasi. Buku ini adalah media yang sangat penting untuk mengenalkan figur-figur yang punya nilai dalam hidupnya, yang bisa kita teladani, sehingga bisa kita buat sebagai kaca benggala untuk diri kita,” terangnya.
Acara yang digelar oleh Kobar ini semakin semarak karena dihadiri oleh para tokoh, antara lain Hj Farida Syaifudin (istri Gus Sholah), Prof.Abdul A’la (rektor UIN Sunan Ampel), Prof Husein Aziz (Direktur Pasca Sarjana UIN Sunan Ampel), Prof Ridwan Natsir, Prof Ali Haidar dan para akademisi dari Surabaya, Jombang, Sidoarjo dan sekitarnya. (Eka Wahyudi/Mukafi Niam)