Boyolali, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Boyolali, Jawa Tengah menerima amanah untuk mengelola masjid milik Keraton Surakarta. Masjid dimaksud adalah Masjid Soejoedan yang berada di Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali.
Acara wilujengan serah panampi dari Keraton Surakarta kepada PCNU Boyolali diadakan Sabtu (4/4) pagi di gedung NU Center PCNU Boyolali.
Kegiatan diawali dengan pembukaan yang dipimpin langsung oleh KRT Margono.
“Sebetulnya, acara serah terima akan dikemas dengan kirab yang meriah dari Balai Desa Kiringan ke Masjid Soejoedan, namun karena keadaan wabah Covid-19 yang memprihatinkan, acara dibuat sederhana atas saran berbagai pihak,” kata ketua panitia, H Khusaini.
Ketua PCNU Boyolali, H Masruri berharap setelah menerima amanah ini, masyarakat sekitar Masjid Soejoedan semakin tentram, dan pengelola dapat mengayomi masyarakat dengan baik.
“PCNU siap menerima amanah ini agar sanadnya tidak terputus, karena sejak Kiai Ageng Serang hingga para wali, masjid ini menjadi pusat syiar Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Jadi, ketika dikelola PCNU, sanadnya tidak terputus,” jelasnya.
Disampaikan pula bahwa walaupun dikelola oleh PCNU, namun masyarakat bisa ikut berjamaah. Selanjutnya pengurus Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) ikut mendampingi takmir, agar pengelolaan masjid semakin baik.
Selanjutnya, H Masruri mengusulkan agar Masjid Soejoedan menjadi cagar budaya, karena peninggalan keraton masih ada hingga kini. seperti bedug dan pelungguhan (tempat duduk) sinuwun PBX masih tetap dilestarikan.
“Kelak bila menjadi cagar budaya, masjid ini akan semakin makmur dan dilestarikan masyarakat,” ungkapnya.
Mewakili pihak Keraton Surakarta, KP Edi Wirabumi menyampaikan lega dan nyaman dapat menyerahkan pengelolaan Masjid Soejoedan kepada PCNU Boyolali.
“Ini merupakan babak baru meneruskan perjuangan dan syiar Islam seperti sinuwun Paku Buwono X,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa Keraton Surakarta itu 200 tahun menjadi negara Islam, maka ada beberapa masjid yang dibangun keraton seperti Masjid Soejoedan di Kiringan Boyolali, Masjid Cipto Mulyo di Pengging, dan beberapa masjid di Pantura.
“Kami di sini meneruskan sinuwun PB X, yaitu memperjuangkan syiar Islam dan dapat lumintu atau dinikmati generasi penerus,” ungkapnya.
Dirinya mengajak kerja sama PCNU Boyolali untuk bergandengan tangan mewaspadai gerakan radikal baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Dalam berdakwah hendaknya mencontoh para leluhur dan Walisongo yang berjuang dalam menyebarkan agama Islam berdasarkan nilai agama dan budaya yang luhur.
“Mari kita bersama, di rumah kita, negara kita, masjid kita, membuat nyaman ibadah dan hidup kita, karena beribadah itu dengan rasa,” urainya.
Tidak lupa ia berterima kasih kepada panitia, Pemerintah Boyolali, PCNU Boyolali, MUI Boyolali, Kementerian Agama Boyolali, serta Takmir Masjid Soejoedan.
Berdasarkan dokumen serah tinampi, Masjid Soejoedan beramaliyah Ahlus Sunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah dan terletak di RW 04 Dukuh Suyudan Desa Kiringan Kecamatan Boyolali.
Dalam pengelolaannya, masjid tersebut diserahkan sepenuhnya pada PCNU Boyolali yang berkoordinasi dengan penanggung jawab Masjid Soejoedan atau Suyudan dan dalam pengawasan lembaga dewan adat Keraton Surakarta Hadiningrat.
Penyerahan pengelolaan diberikan kepada PCNU Boyolali lantraan dipercaya memegang teguh dan melaksanakan Ahlussunnah wal Jama’ah seperti Walisongo.
Kontributor: Rustam Ibrahim
Editor: Ibnu Nawawi