Daerah

Pentingnya Gapai Khusnul Khatimah

Jumat, 13 Juli 2012 | 03:00 WIB

Jepara, NU Online
Husnul khatimah artinya mengakhiri dengan kebaikan. Semisal mengakhiri kegiatan masjid taklim, kegiatan lain dengan takhtiman, akhirussanah maupun saat menjelang ajal dengan la ilaha illallah.

<>Hal itu dikemukakan KH Muchlisul Hadi, Syuriah MWC NU Kalinyamatan dalam akhirussanah Jamiyyah Tiryaqul Mujarrab desa Margoyoso, kecamatan Kalinyamatan, Kamis (12/7) kemarin. 

Kegiatan akhirussanah bersamaan dengan bulan Syakban menurutnya menyimpan banyak rahasia. Separo dari Syakban atau Nisfu Syakban disebut sebagai lailatul baraah, lailatul mubarakah dan lailatul mustajabah. 

Lailatul baraah sebagaimana dipaparkan pengasuh pesantren ‘Roudlotul Huda’ adalah malam leburan, lebaran. Menjelang datangnya Ramadan, ia memaparkan agar setiap pribadi muslim bersih jasmani dan rohaninya. 

Istilah lailatul mubarakah berarti malam yang penuh barakah. Adapun lailatul mustajabah artinya malam yang dikabulkan doanya. “Pada malam yang diijabahi apabila berdoa di maqam (tempat) mustajab doanya akan dikabulkan Allah. Maqam itu semisal petilasan Sunan Bonang, Maqam Multazam dan masih banyak lagi,” jelasnya. 

Doa seseorang pun, lanjut kyai Muchlis diijabahi. “Doa Musafir, orang tua kepada anak dan orang teraniaya sangat mustajab,” tambahnya.

Karenanya, setiap nisfu syakban ditradisikan membaca surat Yasin 3 kali selepas shalat Maghrib. Doa yang dipanjatkan Yasin pertama dan kedua, ungkapnya memohon panjang umur, memohon rizki yang banyak, halal dan barakah.

Allah SWT katanya, telah memberikan jatah usia tetapi ada pula bonus umur. Ia memberi contoh pada zaman Nabi Dawud ada fulan yang telah ditemui malaikat Izrail dan umurnya tinggal 8 hari. Singkatnya, waktu sepekan itu digunakan si fulan untuk sedekah, silaturahmi dan beribadah kepada Allah. Akhirnya si fulan diberi bonus umur 30 tahun lagi.

Doa bakda Yasin ketiga memohon khusnul khatimah. Pada titik itu, tegas kyai Muchlis banyak wali, ulama, sholihin yang digoda oleh setan. “Syekh Abdul Qadir Al-Jailani saat akan wafat pun digoda syetan yang menyerupai Tuhan. Namun beliau sanggup menghadapi godaan tersebut,” tegasnya. 


Apalagi sebagai manusia biasa menjelang ajal akan menemui banyak rintangan. Karenanya, ia berpesan menjelang datangnya Ramadan perlu disambut dengan suka ria. Sebab sesuai dengan janji Allah, yang menyambut Ramadan dengan bahagia imbuhnya jasadnya diharamkan masuk neraka oleh Allah SWT. 


Kontributor: Syaiful Mustaqim