Tulang Bawang, NU Online
Mahasiswa adalah elit intelektual yang mempunyai kekuatan untuk melakukan perubahan sosial. Karenanya disebut the agent of social change. Peristiwa- penting perubahan sosial kerap dimotori oleh mahasiswa.
Hal itu dikatakan Kasubdit Sarana, Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam Ruchman Basori. Dirinya hadir sebagai pembicara pada seminar dalam rangka Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Tulang Bawang, Lampung, Selasa (20/8)
Di hadapan ratusan mahasiswa baru, Ruchman menegaskan menjadi mahasiswa harus bangga, apalagi sebagai mahasiswa PTKI. Hal tersebut karena karena mempunyai kapasitas yang tidak dimiliki oleh masyarakat kebanyakan, yaitu kekuatan berfikir, idealisme dan peka terhadap realitas sosial.
“Kalian jangan menjadi intelektual yang di menara gading, tetapi harus turun ke bawah, memahami dengan benar problem-problem kemasyarakatan dengan baik,” ujar aktivis 1998 ini.
Kandidat doktor Universitas Negeri Semarang tersebut meminta kepada mahasiswa di Tulang Bawang Barat agar tidak terjebak pada pemahaman agama yang radikal dan intoleran.
“Mahasiswa merupakan kelompok yang diharapkan menjadi kekuatan penting mengcounter paham radikalisme dan intoleransi,” jelasnya.
Ruchman prihatin adanya data riset angka radikalisme di kalangan mahasiswa yang cukup tinggi, 39 persen. Di kalangan ASN mencapai 19 persen dan simpatisan ISIS di Indonesia mencapai 4 persen.
“Angka-angka ini menjadi alarm penting bagi kita untuk terus waspada seraya mengimbanginya dengan kampanye moderasi beragama,” papar Ruchman.
Menurutnya, habitat PTKI adalah moderat. “Karenanya kita harus berada di garda terdepan melawan radikalisme yang membahayakan keutuhan NKRI,” pesannya.
Abu Tholib selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Tulang Bawang mengatakan walaupun perguruan tinggi bukan di tengah kota tetapi tidak ingin kalah dengan kampus lain.
“Dengan keterbatasan yang ada, kami terus berbenah agar memenuhi standar kualitas,” kata Abu.
Pihaknya, lanjut Abu sedang membenahi sarana dan prasarana dan pada saat yang sama akan meningkatkan sumber daya dosen dan tenaga kepedidikan.
“Tetapi kami membutuhkan supporting dari Kementerian Agama,” sergahnya.
Menanggapi hal itu Ruchan menyapaikan beberapa peluang bantuan dan beasiswa untuk meningkatkan mutu dosen dan mahasiswa di antaranya beasiswa Bidikmisi, tahfidzul Quran, Program Magister Lanjut Doktor (PMLD), Program 5000 Doktor dan lain-lain.
PBAK STAI Tulang Bawang dilaksanakan sejak Senin hingga Selasa (19-20/8) dan diikuti 125 peserta.
Tampak hadir Ketua I, II, dan unsur pimpinan STAI Tulang Bawang lainnya, pimpinan organisasi kemahasiswaan dan civitas akademika lainnya.
Kontributor: Imam Kusnnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi