Daerah

Sinta Nuriyah: Syukur Tidak Bisa Memanjat

Sabtu, 2 Februari 2013 | 15:01 WIB

Kendal, NU Online
Suasana di SMK NU 01 Kendal, Sabtu (2/2) pagi tadi itu cerah. Di lapangan sekolah, seribuan siswa duduk beralaskan karpet di bawah tenda yang sengaja dibangun untuk acara peresmian Gedung Praktik Siswa SMK NU 01 Kendal.

<>
Sudah direncanakan sebulanan lebih bahwa Hj. Nyai Shinta Nuriyah Wahid akan hadir pagi itu untuk meresmikan gedung tersebut. Tak ayal, para hadirin yang berasal dari para siswa dan tamu undangan diliputi ketaksabaran untuk melihat dan menyimak taushiyah istri almarhum Gus Dur itu.

Maka, ketika ibu beranak empat itu hadir, para hadirin yang semula duduk, spontan berdiri untuk menyambut kedatangannya. Dikatakan kepala sekolah SMK NU Kendal, Mokh. Izzudin M.Pd, mereka sangat merindukan mendiang Gus Dur.

“Dulu ketika peletakan batu pertama sekolah ini, Gus Durlah yang turut hadir dan mendoakan, kini Gus Dur telah tiada, kami ingin dzurriyah Gus Dur yang hadir untuk mengobati kerinduan kami,” tuturnya.

Ketika tiba waktunya Nyai Shinta naik ke atas panggung untuk memberikan taushiyah, hadirin dibuat hening seketika. Melihat  kursi roda bergerak pelan ke depan, mereka terbayang Gus Dur yang dalam kondisi yang kurang sehat pun, selalu mampu memberikan ceramahnya yang menggugah.

“Saya ucapkan selamat dan mari kita memanjatkan syukur atas diresmikannya gedung ini,” tutur Nyai Shinta mengawali ceramahnya.

“Kalau membicarakan syukur, saya selalu teringat dengan Gus Dur,” lanjutnya yang membuat para hadirin mengerutkan kening. Ada yang menduga-duga bu Shinta tengah terbayang dengan suatu memori mengharukan terkait Gus Dur.

Masih dengan wajah yang datar, ia melanjutkan kalimatnya. “Gus Dur selalu bilang, sebenarnya kenapa syukur harus kita panjatkan?” 

Hadirin makin diliputi penasaran. Sebagian yang sudah paham arah pembicaraan bu Shinta, hanya tersenyum-senyum kecil.

“Ya kita memang harus memanjatkan syukur, karena syukur tidak bisa memanjat sendiri,” tuturnya yang sontak disambut tawa para hadirin. Usai menyampaikan kelakarnya sendiri, Nyai Shinta pun turut tertawa.

Barangkali dalam hati kecilnya, ia berbahagia karena menghadirkan kembali Gus Dur yang humoris ke tengah-tengah para hadirin yang memang tidak hanya merindukan sosok Gus Dur semata, tapi juga humor-humor Gus Dur yang cerdas dan menggelitik. Membuat para hadirin menumpahkan kerinduan mereka dengan tawa bahagia.  


Redaktur     : Hamzah Sahal
Kontrbutor   : Amalia Ulfah