Usai Dilantik, PCNU Bukittinggi Gelar Muskercab Rumuskan Program Kerja
Ahad, 6 Februari 2022 | 06:30 WIB
Para pengurus PCNU Bukittinggi berpose bersama usai gelaran Muskercab di Aula MUI. (Foto: Dok. PCNU Bukittinggi)
Bagindo Armaidi
Kontributor
Bukittinggi, NU Online
Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bukittinggi Provinsi Sumatra Barat bergerak cepat. Usai dilantik pada Rabu (2/2/2022) kemarin, langsung menggelar Musyawarah Kerja Cabang (Muskercab) pada Sabtu (5/2/2022) di Aula MUI Kota Bukittinggi. Muskercab merupakan forum tertinggi PCNU Kota Bukittinggi setelah Konferensi Cabang.
Ketua PCNU Kota Bukittinggi, H Emmanuel Edy Mulyono, saat pembukaan Muskercab menyebutkan, Muskercab yang diselenggarakan ini adalah langkah awal bagi NU Bukittinggi untuk menunjukkan eksistensi. Artinya program kerja yang akan dilakukan NU di Bukittinggi diagendakan dan dibahas pada Muskercab.
“PCNU Bukittinggi mengadakan Muskercab dengan tema Rekonstruksi Nahdlatul Ulama Bukittinggi dalam Menyongsong Satu Abad NU. Alhamdulillah, Muskercab dibuka langsung oleh Rais Syuriyah PCNU Kota Bukittinggi Buya H Zainul Akbar,” kata Emmanuel yang juga salah seorang tokoh pendidikan di Kota Wisata Bukittinggi ini.
Rais Syuriah PCNU Kota Bukittinggi Buya H Zainul Akbar dalam arahannya berharap agar program-program kerja yang dilahirkan pengurus dan lembaga NU dapat memberikan kemaslahatan di tengah masyarakat.
“Terutama terkait dengan masalah keagamaan, sosial, budaya, dan ekonomi. Saya berharap, program yang dirancang benar-benar dirasakan manfaatnya oleh umat,” kata Buya Akbar.
Sekretaris PCNU Kota Bukittinggi Satrio Budiman menyebutkan ada tiga komisi yang membahas sejumlah agenda pada Muskercab. Komisi A membahas program kerja selama satu periode ke depan.
“Program kerja yang dirumuskan seperti penataan dan pemberdayaan organisasi, pengembangan pemikiran kritis keagamaan, pengembangan sumber daya sosial ekonomi lokal, pemberdayaan sumber daya pendidikan, pemberdayaan sosial politik bagi rakyat, pemberdayaan hukum dan keadilan,” papar Satrio.
Komisi B, lanjut dia, membahas rekomendasi yang akan disampaikan kepada Pemko Bukittinggi. Setelah diplenokan hasil rekomendasinya, PCNU Bukittinggi akan membentuk tim khusus untuk mengkaji kembali draft rekomendasi sebelum dipublikasikan dan diserahkan kepada Pemko Bukittinggi.
“Ada beberapa isu lokal yang dibahas pada komisi B seperti awning pasar atas, pengelolaan sampah dan lain-lain. Isu tersebut akan dilihat dari sudut pandang NU sebagai organisasi sosial keagamaan yang dibingkai dengan Islam Ahlussunah Wal Jamaah,” terang Satrio Budiman.
Ditambahkannya, Komisi C membahas tentang Bahtsul Masail. Komisi ini mengagendakan beberapa isu yang akan dibahas secara komprehensif seperti dalam isu ekonomi lokal. Isu utama yang dibahas adalah persoalan rentenir yang amat mengkhawatirkan.
Bidang dakwah, lanjut dia, antara lain merumuskan strategi dakwah Islam ala NU sesuai kondisi sosial keagamaan di Bukittinggi. Strategi dakwah Moderasi Beragama sesuai kultur masyarakat Bukittinggi, strategi dakwah yang kontra terhadap gerakan takfiri dan tabdi'.
“Selain itu, Komisi C juga membahas karya-karya imam Aswaja yang dimanipulasi oleh kelompok lain untuk melancarkan dakwah mereka,” pungkas Satrio.
Kontributor: Armaidi Tanjung
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua