Surat dari Jakarta ke Kairo: Ketika PBNU Mengawal Mahasiswa NU di Mesir
NU Online · Selasa, 9 Desember 2025 | 06:55 WIB
Mahasiswa Indonesia di Kairo berfoto bersama pada saat kunjungan Ketum PBNU KH Idham Chalid tahun 1960-an (Dok. Koleksi Foto Hj Aminatun)
Ajie Najmuddin
Kolomnis
Pada artikel sebelumnya, telah dipaparkan mengenai sejarah awal terbentuknya Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di Kairo, Mesir (RPA), pada bulan November 1959. KMNU ini, di kemudian hari, menjadi cikal bakal dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Mesir).
Rupanya, pembentukan tersebut bukanlah sebuah hal yang kebetulan. Akan tetapi, beberapa waktu sebelumnya, ada interaksi dan campur tangan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), yang ikut aktif dalam mendorong lahirnya KMNU di negara berjuluk bumi para nabi tersebut.
Setelah menerima surat dari para mahasiswa yang mendaku sebagai KMNU di Mesir tersebut, PBNU segera menindaklanjuti, di antaranya dengan meneruskan kepada Pimpinan Pusat IPNU yang saat itu masih beralamat di Gandekan Lor No. 52 Yogyakarta.
Surat dari PBNU tertanggal 29 April 1959 atau 21 Syawal 1378 H, serta ditandatangani oleh Ketua II PBNU Mr. Imron Rosjadi dan Sekjen PBNU H Saifuddin Zuhri tersebut, berjudul Surat dari PBNU kepada PC IPNU Gandekan Lor Mengenai Peningkatan Kerjasama dengan Pengurus Keluarga Mahasiswa NU di Mesir.
Adapun beberapa kutipan isi dalam surat tersebut di antaranya: "... Kami mengharap, agar mulai sekarang ini dapat hendaknja dipererat hubungan antara Saudara2 dengan Saudara2 Peladjar & Mahasiswa Nahdlatul Ulama jang berada di Republik Arab Persatuan chususnja dan di Negara2 Timur Tengah pada umumnja, di samping dapat pula hendaknja diusahakan pengiriman buku2, bulletin2, siaran2, dan lain sebagainja untuk mereka, sehingga mereka itu setjara terus menerus dapat mengikuti djalannja perkembangan IPNU chususnja dan situasi di Tanah Air pada umumnja." (Dok. ANRI, Inventaris Arsip NU 1948-1979, No.1235)
Tentu, maksud dari surat yang dilayangkan PBNU kepada PP IPNU tersebut, agar mereka ikut membantu mengawal para pelajar dan mahasiswa dari kalangan NU di Mesir dan Timur Tengah, untuk tidak lepas dari koridor barisan NU. Cara ini cukup efektif, terbukti beberapa bulan berselang KMNU di Mesir/Republik Persatuan Arab resmi terbentuk.
Hingga bertahun-tahun, interaksi antara PBNU dengan para pelajar dan mahasiswa NU di Mesir ini terhubung dengan jalinan surat. Beberapa surat yang dapat kita baca kembali, semisal dari Dok. ANRI tentang Inventaris Arsip NU 1948-1979 Nomor 1228 yang berisi kumpulan surat korespondensi antara PBNU dengan KMNU Mesir pada tahun 1972-1974.
Lima Harapan
Salah satu surat yang cukup penting, tertanggal 15 Januari 1974 atau 21 Dzulhijjah 1393 H, ditandatangani oleh Ketua PBNU H A Sjaichu dan Sekjen Jahja Ubaid serta ditujukan kepada Pimpinan KMNU di Kairo, Republik Arab Mesir (RAM).
Surat yang memuat "Harapan PBNU" tersebut berisikan lima (5) poin, yakni:
- Saudara2 hendaknya benar2 menyiapkan diri, dalam arti yang seluas-luasnya dengan menuntut/mencari berbagai ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat bagi urusan dunia dan akhirat.
- Saudara2 sebagai kader2 dari NU, yang dalam waktu yang singkat akan segera menggantikan kurun yang sekarang, telah dan sedang berjuang, hendaknya siap untuk menerima amanat dan memikul tugas melanjutkan perjuangan, memimpin ummat ke arah yang diridloi Allah Swt, yang terhimpun/tergabung dalam satu jamaah yang besar, yaitu NU.
- Saudara2 hendaknya meyakini, bahwa sebahagian besar dari ummat Islam di Indonesia adalah penganut/pengikut golongan Ahlus sunnah wal Jama'ah (Aswaja). Mission perjuangan yang dibawa oleh NU adalah memperjuangkan bagi tegaknya syariat Islam Aswaja serta mengusahakan berlakunya ajaran2 tersebut dalam masyarakat..
- Saudara2 hendaknya tetap memelihara persatuan dan kesatuan yang kuat dengan seluruh rekan2 mahasiswa baik yang berasal dari Tanah Air, maupun dari lain2 Negeri/Bangsa, sebab faktor persatuan dan kesatuan ummat ini adalah salah satu syarat bagi suksesnya suatu perjuangan
- Apabila keadaan memungkinkan, hendaknya saudara2 dapat menerbitkan satu Risalah/Brosur, seperti yang diterbitkan oleh KMNU di Arab Saudi dan brosur2 itu juga dikirimkan kepada rekan-rekannya di Tanah Air.
Dari surat tersebut, kita dapat mengetahui perkembangan KMNU di beberapa negara di Timur Tengah, tidak hanya di Republik Arab Mesir saja, tetapi juga berkembang ke Arab Saudi.
Selain itu, surat ini menjadi penting sebagai sebuah balasan kabar, sebab beberapa bulan sebelumnya, KMNU Mesir mengabarkan melalui surat tertanggal 15 Desember 1973, pada Oktober 1973 telah terjadi peperangan bangsa Arab melawan Israel yang dikenal sebagai Perang Yom Kippur.
Perkembangan Kepengurusan
Dalam isi surat lainnya, juga dapat diketahui, dari sebelumnya berjumlah 27 orang (tahun 1959), pada tahun 1971-1972 anggota KMNU di Mesir telah bertambah menjadi 70 orang, dan pada 1973-1974 sebanyak 86 orang.
Tidak diterangkan kegiatan apa saja yang sudah dilaksanakan, hanya saja disebutkan KMNU yang menjadi wadah para anak didik Aswaja ini, setidaknya memiliki beberapa bidang, antara lain keputrian, ilmiah, dan kesejahteraan.
Kemudian juga dicantumkan susunan kepengurusan KMNU Komda Republik Arab Mesir - Kairo pada periode tahun 1972-1973 dan 1973-1974. Berikut susunan kepengurusan KMNU di tahun-tahun tersebut:
1. Periode tahun 1972-1973
Ketua: Thabrani Aly
Wakil Ketua: Masjhuri Baedlowi
Sekretaris: M Roem Rowi
Wakil Sekretaris: Hidayatus Shibjan
Keuangan: Zainal Abidin s
Wakil Keuangan: Mufti Aly
Pembantu Umum:
Fungsionil: Shodiq Ihsan, Ahjaruddin Hasjim, Zabidi Ahmad
Keputrian: Zahara Maskanah, Noer Hajati Saleh
Koord. Bidang Ilmiah: U Hulaimi Haitami
Koord. Bidang Kesejahteraan: Masjhuri Sjahid
2. Periode tahun 1973-1974
Ketua: U Hulaimi Hatami
Wakil Ketua: Dudung Abd. Halim
Sekretaris I: A Fauzi Ayatullah
Sekretaris II: M Miftah Sulaiman
Bendahara I: M Rusydan Anwar
Bendahara II: M Masykur Muhammad
Fungsionil di PPI: Masyhuri Baedlowi
Koord. Bidang Ilmiah: Musa Fathullah Harun
Pembantu Umum: Husein Nafarin
Ajie Najmuddin, Pemerhati sejarah NU
Terpopuler
1
KH Zulfa Mustofa Jadi Pj Ketua Umum PBNU Kelompok Sultan
2
KH Zulfa Mustofa Jadi Pj Ketum PBNU Kelompok Sultan, Nyai Machfudhoh: Demi Menyelamatkan NU
3
PBNU Terbitkan Surat Undangan Rapat Syuriyah-Tanfidziyah, Tembusan ke Rais Aam
4
PWNU–PCNU Se-Indonesia Ikuti Keputusan Mustasyar di Tebuireng terkait Persoalan di PBNU
5
Dua Pihak di PBNU: Kelompok Sultan dan Kelompok Kramat
6
Peserta Rapat Pleno PBNU Kelompok Sultan Mulai Berdatangan
Terkini
Lihat Semua