Jakarta, NU Online
Bendera merah putih dan Nahdlatul Ulama menjadi bagian yang terus dibawa ke berbagai negara selama perjalanan Hakam Mabruri dan istrinya, Rofingatul Islamiyah. Kedua bendera itu dipasang di bagian belakang sepeda ontel mereka yang didesain dikayuh berdua.
Hakam dan istrinya telah melakukan perjalanan selama sepuluh bulan. Beberapa negara yang telah dijelajahi mereka adalah Malaysia, Thailand, Myanmar, kembali lagi ke Thailand, kemudian ke India. Setelah itu mereka ke Jordania. Kini keduanya berada di Mesir selama 26 hari dan sedang bersiap menuju Arab Saudi sembari menunggu visa keluar.
Hal yang sama dilakukan Abdul Hakim dan adiknya, Ja’far. Bendera merah putih selalu dibawa selama perjalanan. Namun, Hakim dan Ja’far langsung ke Timur Tengah dengan menggunakan pesawat terbang.
Selain perbekalan lain, yang spesial menurut dia adalah membawa bendera merah putih dan NU. Pengalaman Hakim, di tempat ziarah pernah ada yang menanyakan tentang bendera NU.
“Eysh alam haza?” begitu kata Hakim menirukan si penanya ketika dihubungi NU Online dari Jakarta.
Pertanyaan itu dijawab Hakim dengan, “Haz alam Nahdlatul Ulama ya'ni jami akbar fi Indunisiy. Terkadang ia menjawab pertanyaan mereka dengan bahasa Inggris, “Nahdlatul Ulama is the big organisation in the world.
Menurut Hakim bendera itu dibeli di Depok. Sementara bendera NU buah dari memminta kepada PCNU kabupaten Bogor.
Hal yang sama juga dialami Hakam. Banyak warga asing yang menanyakan tentang bendera yang selalu menempel di ontelnya itu. Salah satu yang selalu ia jelaskan adalah NU adalah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang menghargai budaya lokal.
“Alhamdulillah setidaknya saya sudah sampaikan NU ke warga asing. Saya berharap suatu saat NU bisa mengakomodir warga selain Indonesia,” harapnya ketika dihubung dari Jakarta, Senin (13/11). (Abdullah Alawi)