Internasional

KBRI Damaskus Terus Lakukan Evakuasi WNI di Suriah

Selasa, 14 Januari 2025 | 12:30 WIB

KBRI Damaskus Terus Lakukan Evakuasi WNI di Suriah

Sejumlah WNI sedang bersiap meninggalkan Suriah atas fasilitasi KBRI Damaskus. (Foto: instagram @indonesiaindamascus)

Jakarta, NU Online

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus kembali melakukan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Suriah untuk pulang kembali ke Indonesia. Dijadwalkan ada 17 WNI yang bakal tiba di Indonesia pada Selasa (14/1/2025) esok.


"Sebanyak 17 WNI dievakuasi ari Suriah pada 13 Januari 2025 dan dijadwalkan akan tiba di tanah air pada 14 Januari 2025," demikian keterangan yang dibubuhkan pada unggahan video akun Instagram resmi KBRI Damaskus, @indonesiaindamascus, pada Senin (13/1/2025).


Tercatat, evakuasi pada hari ini merupakan kali kelima yang dilakukan KBRI Damaskus secara bertahap setelah peralihan kekuasaan di Suriah pada 8 Desember 2024 lalu. KBRI Damaskus menyebut bahwa pihaknya telah memulangkan 187 WNI sejak terjadi perubahan kekuasaan itu.


"KBRI Damaskus telah mengevakuasi sebanyak 187 WNI yang terdiri dari para pekerja migran, pelajar, dan masyarakat," tulis akun tersebut.


KBRI Damaskus masih akan terus melakukan evakuasi WNI di negeri tersebut sebagai langkah perlindungan terhadap mereka di tengah situasi keamanan di Suriah yang tidak menentu.


Sebagai informasi, KBRI Damaskus mengevakuasi 37 WNI pada tahap pertama, Ahad (10/12/2024), 30 WNI  dan satu pendamping di tahap kedua, Rabu (13/12/2024), 91 WNI di tahap ketiga pada Senin-Rabu (18-20/12/2024), dan 14 WNI di tahap keempat pada  Jumat (27/12/2024).


Sebagaimana diketahui, rezim Bashar Assad jatuh pada 8 Desember 2024 setelah sekitar 10 hari didesak koalisi pejuang oposisi. Hal itu dimulai pada 27 November 2024 dengan serangan di garis depan antara Idlib yang dikuasai pihak oposisi dan provinsi tetangga Aleppo, salah satu kota besar nan penting di Suriah. Setelah tiga hari, Kota Aleppo berhasil direbut mereka. Hal ini sebagaimana dilaporkan Al Jazeera.


Mereka yang dimaksud adalah Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpin Abu Mohammed al-Julani. Kelompok inilah yang paling besar dan terorganisir di Idlib selama beberapa tahun sebelum penyerangan terakhir. Kelompok ini idiukung the National Front for Liberation, Ahrar al-Sham, Jaish al-Izza dan the Nour al-Din al-Zenki Movement, serta faksi-faksi yang didukung Turki dalam naungan Tentara Nasional Suriah.


Pada 8 Desember 2024, kelompok tersebut dapat memasuki Damaskus dan menguasainya. Patung Hafiz Assad, ayah Bashar Assad, dijatuhkan. Istana pun dikuasai dan dijarah. Sementara Bashar Assad dan keluarganya diketahui pergi dari negerinya itu ke Rusia.